Sekelompok peneliti Amerika Serikat tengah mengembangkan penolak nyamuk untuk menggantikan pelindung nyamuk tradisional seperti, losion anti-nyamuk, obat nyamuk bakar, atau tanaman-tanaman penolak nyamuk lainnya. Para peneliti mengklaim, bagi manusia, nyamuk lebih berbahaya dibandingkan hewan lain.
"Penolak nyamuk telah menjadi andalan untuk mencegah gigitan nyamuk," ujar Ulrich Bernier, seorang peneliti kimia seperti dilansir laman Daily Mail, Selasa, 10 September 2013. Nyamuk menjadi momok yang mematikan karena mampu menyebarkan berbagai penyakit berbahaya yang bahkan bisa menyebabkan kematian.
Bernier, bersama rekannya di Fly Unit di U.S. Department of Agriculture's Agricultural Research Service Centre for Medical, Agricultural, and Veterinary Entomology, menemukan zat alami dari kulit manusia yang bisa memblok kemampuan nyamuk untuk mencium bau manusia. Zat ini adalah senyawa 1-methylpiperzine.
Nyamuk, yang betina khususnya, dapat mencium bau manusia dari jarak sekitar 100 meter. Mereka bisa mencium aroma ratusan senyawa pada kulit manusia yang dipancarkan melalui keringat, termasuk senyawa asam laktat yang merupakan umpan terempuk bagi nyamuk.
Para ilmuwan percaya bahwa penelitian ini bisa menjadi metode lain untuk memberantas penyakit mematikan seperti malaria, yang membunuh sekitar satu juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.