Tubuh sering memberi petunjuk visual terkait kondisi kesehatan. Selain lewat mata, lidah, urine, dan bibir, Anda bisa mendeteksi gangguan kesehatan dengan memperhatikan kondisi kuku.
"Tangan kita adalah barometer kesehatan secara menyeluruh dan seringkali bertindak sebagai indikator gangguan kesehatan di tubuh," kata Tabi Leslie, seorang dermatolog, dikutip mirror.co.uk.
Karena itu, kenali kondisi tangan Anda. Mewaspadai adanya penyakit kronis sejak dini akan sangat membantu penanganan dan mempercepat pemulihan.
Perubahan warna kuku
Kuku yang sehat memiliki warna putih semburat merah muda. Jika kuku Anda berwarna kehijauan atau kekuningan, Anda mungkin mengalami infeksi jamur. Warna kuku kekuningan juga menjadi pertanda adanya gangguan paru-paru yang tak boleh diabaikan. "Jika Anda melihat adanya perubahan warna kuku yang tidak dapat dijelaskan, Anda harus menghubungi dokter secepatnya," ujar Leslie.
Kuku berbentuk sendok
Kondisi kuku yang sehat umumnya berbentuk sedikit melengkung dengan posisi ujung kuku mengarah ke bawah. Jadi, jika kuku Anda terlihat berlawanan atau cekung ke atas menyerupai sendok, segera konsultasi ke dokter karena mengindikasikan gejala kekurangan zat besi atau anemia. Bentuk kuku yang tak wajar juga bisa menjadi pertanda gangguan kesehatan lebih serius seperti kanker dan penyakit jantung.
Benjolan pada jari
Indikasi awal Anda mengalami osteoartritis biasanya muncul beberapa benjolan kecil di dekat pelekatan kuku. "Ini karena osteoartritis menyebabkan hilangnya ruang sendi, sehingga sendi keluar dan membentuk tulang baru," kata konsultan ahli bedah ortopedi tangan, Mike Hayton.
Tangan gemetar
Waspada jika Anda sering merasakan tangan gemetar yang tak terkontrol. Itu bisa jadi peringatan awal bahwa Anda sedang mengembangkan Parkinson, penyakit yang mempengaruhi sistem saraf. "Parkinson menunjukkan gejala berbeda-beda yang dapat mempengaruhi gerak otot tubuh," kata Steve Ford, pakar Parkinson.
Merah telapak tangan
"Dokter mengaitkan kondisi telapak tangan yang kemerahan dengan gangguan hati," kata Dr Andrew Holt, konsultan penyakit hati. "Ini terjadi akibat pelebaran pembuluh darah sebagai respons ketidakseimbangan hormon yang dipicu kerusakan hati."
• VIVAlife