Menu Serangga
Suku Khmer yang tinggal di Delta Mekong termasuk salah satu pemakan serangga dan laba-laba paling banyak di Vietnam, meski beberapa suku yang tinggal di pegunungan juga menikmati camilan serangga air raksasa, tarantula dan kalajengking. Yang paling sering dikonsumsi adalah jangkrik, larva lebah dan ulat sutera. Kebanyakan serangga itu digoreng dan diberi bumbu agar ada rasanya sebab tanpa bumbu, serangga itu tak punya rasa.
Menu Kodok
Orang Vietnam tidak hanya makan kaki kodok. Setelah mengeluarkan isi perut dan menguliti kodok-kodok gendut ini, mereka biasanya menggoreng, merebus atau memanggangnya. Satu perkecualian: pada malam pertama turunnya hujan deras, para penduduk kampung akan berburu sejenis katak berkulit halus. Mereka kemudian akan merebusnya utuh, setelah mengeluarkan otot perut, lalu memakan seluruh katak ini — termasuk kulit, usus, dan lainnya, dengan sedikit perasan lemon, garam dan merica.
Pha lau
Membuang bagian tubuh hewan bukanlah kebiasaan di Vietnam. Pha lau adalah tumpukan usus, paru, ginjal, hati dan perut sapi atau babi. Jeroan gurih itu dipotong dan diisikan ke dalam baguette atau dijual per piring untuk teman camilan minum bir atau anggur beras.
Menu Gigi cumi
Gigi cumi (rang muc) adalah satu lagi bukti bahwa orang Vietnam tidak pernah membuang bagian tubuh hewan. Bagian mulut cumi-cumi berbentuk bundar seukuran kelereng, berwarna putih, dengan paruh hitam mungil muncul di ujungnya. Direbus dengan jahe, dipanggang jadi sate, atau digoreng tepung, makanan ini populer sebagai camilan anak sekolah atau ibu-ibu yang sibuk.
Menu Telur janin bebek
Telur janin bebek adalah camilan, makanan pembuka, dan teman minum bir yang sangat populer. Isinya lebih keras dari telur rebus biasa, dengan janin bebek yang sudah setengah terbentuk di dalamnya. Mungkin ada tanda-tanda bulu yang mulai muncul, tapi akan hancur di dalam mulut. Cara memakannya: pecahkan bagian atasnya, sisip cairannya, lalu sendok isinya. Bumbu yang populer adalah lemon dan merica hitam, rempah-rempah segar, acar sayuran, bawang putih mentah atau cabai hijau.
Sayangnya, beberapa restoran di Vietnam menyajikan hewan liar, bahkan yang terancam punah, dan sebagian besar didapat dengan cara ilegal. Beberapa buku petunjuk dan program televisi merekomendasikan tempat-tempat ini, dan mengabaikan isu lingkungan. Kanal Travel Channel baru-baru ini harus menyunting ulang episode “No Reservations” dan “Bizarre Foods” yang menayangkan konsumsi hewan liar di Vietnam dan Kamboja atas tuntutan dari Wildlife Conservation Society.
Vietnam membolehkan “peternakan” hewan liar ini beroperasi jika mereka membayar izin. Tetapi banyak peternakan yang mendapatkan daging hewan dari pemburu gelap, termasuk bagian tubuh harimau, cairan hati beruang, dan cula badak yang diselundupkan dari Afrika.
Maka, di Vietnam, hindarilah semua restoran yang menyajikan hewan eksotis. Mereka tidak unik, tapi ilegal.
sumber
sumber