Pasca-persalinan ibu membutuhkan asupan makanan yang kaya zat besi karena telah kehilangan banyak darah saat melahirkan. Makanan kaya zat besi juga menyediakan kalsium yang cukup bagi ibu yang menyusui. Berikut adalah beberapa makanan yang dapat Anda konsumsi setelah melahirkan:
1. Jambu Biji
Jambu biji kaya akan zat besi seperti apel dan mudah dijumpai di negara-negara beriklim tropis, terutama Indonesia.
2. Susu
Susu dan produk susu sangat penting untuk ibu yang menyusui karena dapat memberikan banyak protein dan kalsium yang dibutuhkan tubuh. Kedua nutrisi ini akan hilang dari tubuh seorang ibu saat mereka menyusui.
Buah-buahan yang dikeringkan kaya kolesterol baik, energi dan Vitamin E. Nutrisi ini banyak ditemukan pada kacang mete, kismis, kenari dan almond.
4. Kelentang
Kelentang adalah sayuran hijau (buah kelor) yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, terutama untuk melawan infeksi
5. Telur
Telur memberikan kombinasi sempurna dari lemak, protein dan kalsium yang diperlukan seorang wanita setelah melahirkan. Ini membantu menjaga tubuh ibu tetap kuat dan juga menjaga ketidakseimbangan hormon yang tepat dalam tubuh.
6. Bayam
Bayam kaya akan besi, kalsium, vitamin K dan vitamin A. Semua nutrisi ini sangat baik untuk para ibu yang baru melahirkan.
7. Bit Merah
Bit merah merupakan salah satu sayuran yang baik dikonsumsi pada periode postnatal. Sayuran ini sangat kaya akan zat besi dan beta-karoten yang dibutuhkan tubuh wanita.
8. Biji-bijian
Makanan yang mengandung biji-bijian seperti bubur gandum, beras merah maupun roti gandum merupakan sumber karbohidrat yang dapat membantu menurunkan kadar lemak dalam tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan sekitar 3 porsi biji-bijian dalam seharinya, maka total lemak dalam tubuhnya berkurang sekitar 3%.
9. Cuka Apel
Para peneliti mengungkapkan bahwa asam asetat yang bereaksi dengan enzim akan mengoksidasi lemak sehingga tak banyak lemak yang berakumulasi di dalam tubuh manusia. Makanya, Anda yang ingin berat tubuhnya tetap terkontrol pasca melahirkan sekalipun disarankan untuk mengonsumsi cuka apel ini secara konsisten.
10. Kacang
Para peneliti dari universitas top dunia, Harvard University AS, menemukan bahwa wanita yang makan kacang dua kali seminggu mengalami penurunan berat badan dibandingkan dengan wanita yang sama sekali tidak memakan kacang.
Mitos Keliru Tentang Makanan Pasca Melahirkan
Dalam masyarakat kita, kebiasaan menghindari jenis makanan tertentu selama masa nifas demi alasan penyembuhan masih tetap ditemukan, kendati sudah tinggal di kota besar dan berpendidikan tinggi. Bahkan, ada mitos yang dipercayai sebagai suatu kebenaran karena pengalaman orang lain. Misalnya, ketika seorang ibu nifas setelah makan telur lalu jahitannya gatal gatal dianggap telur adalah penyebab gatal pada luka jahitan. Padahal, memang sebelumnya ibu nifas tersebut alergi telur.
Berikut ini adalah mitos yang sering saya dengar sebagai alasan para ibu nifas yang saya jumpai selama merawat mereka di ruang nifas, sekaligus saya berikan alasan kesehatan mengapa mitos tersebut tidak benar.
1. Tak boleh makan ikan, telur dan daging supaya jahitan cepat sembuh
Pernyataan ini tidak benar. Pada ibu nifas, justru pemenuhan kebutuhan protein semakin meningkat untuk membantu penyembuhan luka baik pada dinding rahim maupun pada luka jalan lahir yang mengalami jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang membentuk jaringan otot tubuh dan mempercepat pulihnya kembali luka.
Tanpa protein sebagai zat pembangun yang cukup, maka ibu nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergizi. Protein juga diperlukan untuk pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe dan daging atau ikan bila ada. Kecuali bila ibu nifas alergi dengan ikan laut tertentu atau alergi telur sejak sebelum hamil, maka sumber protein yang menyebabkan alergi tersebut dihindari. Bila memang alergi jenis protein tertentu misal ikan laut, Ibu nifas boleh mencari ganti sumber protein dari daging ternak dan unggas juga dari protein nabati seperti kacang kacangan.
2. Tak boleh makan yang berkuah dan tak boleh banyak minum air putih
Pernyataan ini juga keliru. Tubuh ibu nifas membutuhkan banyak cairan terutama mengganti cairan tubuh yang hilang baik saat mengalami perdarahan, keringat, untuk pembentukan ASI. Bila cairan tubuh ibu nifas tidak tercukupi, maka akan terjadi kekurangan cairan, mengalami panas dan produksi ASI sedikit.
Sebaiknya ibu nifas minum air putih yang cukup kurang lebih 8 gelas sehari disertai dengan asupan susu maupun jus buah. Bila setiap selesai minum ibu nifas akan sering buang air kecil justru lebih baik. Tidak perlu khawatir jahitan pada daerah perineum (luka jahitan jalan lahir) akan basah dan tidak sembuh. Justru sebaliknya. Semakin sering dibersihkan terutama dengan sabun dan air lalu dikeringkan setiap buang air kecil, maka jahitan akan segera pulih.
Perawatan luka pada jalan lahir berbeda dengan jahitan pada bagian tubuh yang lain misalnya pada tangan. Luka di jalan lahir dijahit dengan benang khusus yang cukup kuat dan bagian dalam luka (otot) benangnya akan menyatu dengan tubuh sedangkan bagian luar (kulit) jahitan akan lepas sendiri lalu mengering.
3. Jangan makan buah-buahan selama menyusui karena bayi bisa diare
Pernyataan ini tidak benar. Konsumsi buah sangat baik untuk menjaga kebugaran tubuh dan sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap mutu ASI. Jangan kuatir mengkonsumsi buah tidak menyebabkan diare pada bayi. Selain itu ibu nifas juga memerlukan asupan makanan berserat seperti buah dan sayur mayur untuk memperlancar buang air besar. Pada ibu nifas kebutuhan serat sangat penting untuk membantu proses pencernakan, Kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Misalnya air jeruk, buah pisang dan pepaya. Sebaiknya ibu nifas selalu menyertakan menu buah setiap makan agar tidak mengalami sembelit.
4. Tak boleh makan terlalu banyak supaya tetap langsing
Pernyataan ini tidak tepat. Pada ibu nifas, makanan bergizi dan porsi makan perlu ditingkatkan lebih baik dari sebelum kehamilan. Sumber karbohidrat, lemak, vitamin dan protein sangat dibutuhkan untuk proses pemulihan fisik ibu selama nifas dan melawan infeksi. Selain itu, juga berguna untuk pembentukan ASI agar berlangsung lancar.
Langsing bukan dengan diet ketat pascabersalin, tetapi dengan melakukan senam nifas dan menyusui bayi secara ekslusif tanpa bantuan susu formula. Dengan cara demikian, pembakaran lemak pada tubuh akan berlangsung lebih baik dan ibu akan cepat ramping kembali seperti saat sebelum hamil.
[Dari berbagai sumber]