BUDIDAYA BUAH ALPUKAT MENTEGA
Alpukat atau Persea americana ialah tumbuhan penghasil buah yang sering dijadikan sebagai campuran es buah merupakan tumbuhan yang berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Saat ini Alpukat sudah banyak dibudidayakan dibanyak negara dan juga termasuk di Indonesia. Alpukat sering juga dijadikan sebagai tanaman perkebunan monokultur dan sebagai tanaman di pekarangan pada daerah-daerah tropika di dunia.
Bila sebelumnya alpukat lebih sering dikenal sebagai tanaman keras yang hanya akan berbuah setelah masa tanam lebih dari 7 tahun. Namun kini dengan keberadaan alpukat mentega atau alpukat miki, maka tanaman alpukat sudah berbuah pada masa tanam sekitar tiga hingga empat tahun.
Dengan umur yang relatif cepat berbuah serta tahan terhadap serangan ulat dan juga memili tekstur daging buah yang tebal tanpa serat membuat alpukat mentega saat ini semakin banyak diincar untuk dijadikan tanaman perkebunan.
Ketika ingin membudidayakan tanaman alpukat mentega, maka hal pertama yang harus dipikirkan adalah mengenai bibit. Untuk mendapatkan bibit alpukat mentega miki, dapat diperoleh dengan cara okulasi. Ini merupakan cara terbaik untuk memperoleh bibit dengan sifat induk yang tidak berubah.
Proses okulasi dapat dilakukan dengan cara menyambung pucut alpukat mentega miki terhadap tunas dari biji alpukat lain. Adapun proses penyambungan dapat dilakukan saat tunas berusia dua bulan atau tinggi sekitar 50 cm.
Untuk budidaya alpukat mentega diperlukan berbagai pertimbangan yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah mengenai tempat pertumbuhan tanaman ini yang sangat cocok bila ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian maksimal 1.500 meter di atas permukaan laut.
Hal lainnya yang perlu diketahui ketika membudidayakan tanaman alpukat mentega adalah disaat muda tanaman ini harus dipupuk dengan dedaunan atau dengan menggunakan kompos agar pertumbuhannya lebih cepat. Dengan pertumbuhan pohon yang lebih cepat memungkinkan tanaman ini juga akan semakin cepat berbuah.
Pertumbuhan alpukat mentega juga akan semakin baik bila ditanami di daerah yang memiliki suhu antara 15 hingga 30 derajat Celcius dengan curah hujan 5 sampai 6 bulan basah. Hanya saja, lokasi paling bagus, ya di dataran tinggi dengan ketinggian maksimal 1.500 meter di atas permukaan laut.