Berbagai efek samping pada penggunaan Viagra membuat banyak orang beralih ke ramuan tradisional untuk mengatasi impotensi atau lemah syahwat. Salah satunya memakai bangkai ulat sutra, khususnya yang mati karena tubuhnya diserang jamur.
Bangkai ulat sutra yang sudah dikeringkan dan masih ditumbuhi jamur tersebut biasanya dikonsumsi dengan cara mencampurkannya ke dalam sereal untuk sarapan pagi. Sebagian orang memilih untuk menggunakan cara lain, yakni menyeduhnya seperti teh.
Penduduk di sekitar Pegunungan Himalaya yang meliputi wilayah Tibet, Nepal dan India mengenal ramuan ini secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu. Dalam bahasa setempat, ramuan bangkai ulat sutra tersebut dinamakan yarsagumba atau dong chong xia cao.
Yarsagumba merupakan ramuan yang dibuat dari bangkai ulat sutra yang telah dikeringkan. Ulat sutra yang digunakan harus berasal dari ketinggian 3.500 mdpl dan telah mati akibat infeksi jamur tertentu, sebab konon sebenarnya jamur itulah yang lebih berkhasiat.
Selain untuk mengatasi impotensi, yarsagumba juga berguna untuk mengobati penyakit lainnya. Dalam dosis yang lebih rendah, ramuan ini juga digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pada sistem pernapasan terutama pada serangan asma atau sesak napas.
Beberapa puluh tahun yang lalu, yarsagumba bisa diperoleh hanya dengan harga US$ 6,5 atau sekitar Rp 56 ribu tiap ons. Namun belakangan setelah dikenal luas di seluruh dunia, ramuan tradisional ini harganya meroket hingga US$ 800 (Rp 8 juta) tiap ons.
Thomas Leung, pemilik sebuah toko obat China di New York mengatakan mahalnya ramuan yarsagumba disebabkan oleh banyaknya permintaan. Padahal untuk mendapatkan bangkai ulat sutra yang ditumbuhi jamur tidaklah mudah, butuh
perjuangan karena hanya ada di pegunungan Himalaya.
"Sebenarnya banyaknya peminat hanya karena publikasinya yang berlebihan. Saya pribadi kalau ditanya apakah benar-benar manjur, saya jawab mungkin tidak sebanding dengan US$ 800 yang harus Anda bayarkan," ungkap Leung seperti dikutip dari Dailymail,.