Membawa durian naik pesawat? Ah, tidak mungkin. Banyak orang yang malas melakukannya. Pasalnya, sering kali petugas bandara menyita durian kita, karena ada larangan membawa durian ke dalam pesawat.
Lho, memang kenapa dilarang? Apa bisa mengganggu navigasi pesawat, sehingga harus dilarang seperti pelarangan menggunakan HP di dalam kabin? Rasa-rasanya sih iya.
Durian adalah buah dengan bau yang sangat khas. Bila ada di ruang tertutup, maka bau durian akan terjebak di dalamnya. Semakin lama terjebak, maka semakin tajam baunya. Karena tidak tahan dengan baunya, maka orang-orang di dalamnya bisa mual-mual, muntah, atau bahkan pingsan. Bayangkan bila yang mengalami ini adalah pilot pesawat. Kalau pilot pingsan akibat tidak tahan dengan bau durian yang dibawa penumpang ke dalam kabin, entah apa yang kemudian terjadi dengan pesawat. Durian berarti telah menjadi alat pembunuh.
Mengapa saya menceritakan ini?
Tulisan ini merupakan sambungan dari artikel saya sebelumnya yang berjudul Durian Medan Ada Sepanjang Tahun. Ada beberapa teman yang bertanya, bagaimana caranya menjadikan durian medan sebagai oleh-oleh ke rumah. Pasalnya, mereka selalu gagal melewati pemeriksaan bandara. Bahkan, teman saya sendiri juga pernah gagal ketika saya memesan oleh-oleh durian dibawakan durian ketika ia ke Medan. Akhirnya, durian tadi ditinggalkan di Medan.
Nah, saya akan berbagi tips bagaimana membawa durian naik pesawat. Tips ini merupakan hasil pengalaman saya selama ini. Saya sudah sering membawa durian sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah, dan belum pernah gagal. Memang beberapa kali nyaris gagal karena ketahuan oleh petugas bandara, namun akhirnya bisa lolos juga setelah sedikit ‘bersilat’ lidah. Hehehe…
Bila kita berangkat dari kota yang menjadi produsen durian, petugas bandara memang pasti akan mencurigai setiap barang bawaan kita. Salah satunya terjadi di Bandara Polonia, Medan. Maklum saja, Medan terkenal sebagai salah satu produsen durian di Indonesia. Sudah banyak laporan penumpang lolos membawa durian ke pesawat dan akhirnya menganggu kenyamanan di di pesawat.
Bahkan, jatuhnya pesawat Mandala Air di ujung landasan Bandara Polonia, 5 September 2005 silam, kabarnya gara-gara kebanyakan mengangkut durian. Wah, saya sih tidak percaya dengan pernyataan ini. Namun, isu ini berkembang terus sampai hari ini.
Karena itu, berhati-hatilah Anda saat berniat membawa buah beraroma khas itu dari bandara ini. Bisa jadi, Anda akan gagal meloloskannya. Pasalnya. Petugas di sana akan meneliti secara ketat semua barang kita lewat x-ray maupun penciuman. Bila ketahuan ada durian, maka sudah pasti petugas akan melarang kita membawanya. Kalau tidak ada lagi sanak keluarga yang masih menunggu keberangkatan kita di bandara, maka tidak ada jalan lain, kecuali membuang durian itu, atau memberikannya kepada si petugas bandara tersebut. Alangkah ruginya kita.
Yang harus diingat, petugas hanya akan memeriksa barang bawaan kita dari pemeriksaan x-ray dan penciuman. Karena itu, agar lolos dari pemeriksaan, maka durian harus kita samarkan. Caranya banyak, kok. Yang paling sering dipakai adalah membawa durian tanpa kulit. Daging durian diambil dan dimasukkan ke dalam wadah plastik. Agar bau durian tidak tercium, maka kita harus tutup rapat-rapat. Ada orang menaburkan kopi untuk mengaburkan bau durian, namun saya tidak pernah memakainya. Saya cukup menutup rapat-rapat wadah plastik tadi dengan lakban.
Mungkin Anda ketawa ketika saya mengatakan jangan membawa durian dengan kulitnya. Sebab, menurut Anda, ini pasti tidak mungkin. Namun, saya dan teman-teman lain, pernah melakukannya. Dan, lolos!.
Jadi, ceritanya, beberapa tahun lalu sedang musim durian di Medan. Usai bertugas di sana, kami pun ingin memberikan oleh-oleh durian kepada teman-teman di kantor. Dengan modal Rp 50.000, kami sudah mendapatkan durian sangat banyak. Maklum, durian dibeli langsung ke sumbernya di Kabupaten Langkat.
Saat itu, kami pun nekat membawa durian utuh bersama kulit-kulitnya. Caranya adalah dengan menyelundupkannya ke dalam tumpukan peralatan kerja yang banyaknya hampir satu mobil box. Durian kami bungkus dengan sebuah gulungan plastik yang cukup tebal. Seluruh barang lalu kami paketkan lewat sebuah perusahaan pengiriman paket. Dalam hari yang sama, rombongan kami pun pulang ke Jakarta. Sesampainya di kantor, sebuah pesta durian pun berlangsung di kantor. Ini bukti nyata kalau durian yang masih utuh pun bisa lolos naik ke pesawat. Hehehe….
Tapi, saran saya, sebaiknya durian memang jangan dibawa bersama kulit-kulitnya. Lebih baik masukkan saja ke dalam wadah plastik agar lebih terjamin bisa lolos dari pemeriksaan.
Saat diperiksa dengan x-ray, petugas masih akan mencurigai durian kita. Nah, kita harus sudah menyiapkan alasan ketika petugas bertanya. Pertanyaan yang paling sering dilontarkan adalah, “membawa durian, Pak? Saya pasti menjawab, ‘Tidak, Pak!” Kalau akhirnya si petugas ngotot agar kita mengaku, maka kita harus punya argumentasi lain. Misalkan, menyebut barang yang kita bawa adalah biji pala, buah kedongdong, atau apapun yang menyerupai biji durian.
Kalau Anda tidak siap ‘bersilat lidah’, maka Anda harus rela membawa durian tidak dengan bijinya. Memang, cara ini semakin menyita waktu karena harus memisahkan daging dari biji durian. Tapi, demi niat Anda untuk membawa durian sebagai oleh-oleh dari Medan, maka tidak salahnya cara ini pun harus Anda tempuh. Tapi, harus tetap diingat, bau durian harus tetap disamarkan.
Tapi, kalau Anda tetap malas melakukan cara ini, namun tetap ingin membawa durian medan sebagai oleh-oleh, maka Anda bisa membeli pancake durian. Ini bukan pancake seperti pada umumnya. Pancake durian ini terbuat dari durian asli yang sudah ditambahi semacam krim. Produsen membuat makanan ini dengan cara melepas daging durian dari bijinya, lalu durian digulung dengan krim di bagian tengahnya. Jadi, rasanya tetap durian asli.
Pancake durian banyak dijual di toko oleh-oleh di Medan. Harganya sekitar Rp 50.000 per bungkus, dengan isi sekitar 12 potong durian. Rasanya dijamin asli rasa durian medan. Apalagi, dimakan dalam kondisi dingin. Mmmm….sedapnya. Salah satu toko yang menjual pancake ini, ada di Jl. Rasak No.9 (simpang Kruing) Medan.
Nah, apapun cara yang Anda pilih, satu yang harus selalu diingat. Anda tidak boleh menenteng oleh-oleh durian tadi. Anda harus selalu menyamarkannya ke dalam barang bagasi Anda. Sebab, di pemeriksaan pertama di pintu masuk ruang check in, mungkin barang tentengan Anda bisa lolos. Namum, jangan harap di pemeriksaaan kedua yang menuju ruang tunggu keberangakat. Biasanya, petugas di sini akan memeriksa semua barang bawaan kita dengan lebih ketat lagi.
Saya juga tidak paham mengapa demikian. Tapi, dugaan saya, karena barang yang melewatu pemeriksaan kedua ini akan masuk ke ruang kabin, maka tentu pemeriksaan harus diperketat. Bau durian yang sangat menyengat tentu akan menganggu semua orang di kabin. Jadi, walau Anda bisa mengelabui petugas di sini, namun kasian sekali para penumpang yang ada di kabin pesawat. Durian Anda pasti menyebarkan bau. Sebab, bau durian akan beraksi dengan udara dan menyebar lewat pendingin. Bisa-bisa, kisah pilot yang pingsan karena bau durian yang menyengat di dalam kabin pesawat, menimpa Anda.
Jadi, sekali lagi, durian haru selalu masuk ke dalam bagasi. Apapun cara Anda menyamarkan durian, harus tetap masuk bagasi dan jangan dibawa masuk ke kabin. Sekali lagi, masuk bagasi!
Nah, itulah tips dari saya untuk Anda yang ingin menjadikan durian sebagai oleh-oleh dari kota yang berlimpah-ruah dengan durian, seperti Medan. Selamat menikmati durian…..