Normalnya pria memiliki puluhan hingga ratusan juta sperma dalam air maninya. Tapi bagi pria yang mengalami gangguan kesuburan (infertilitas) kadang air maninya hanya berisi sedikit sperma atau jauh di bawah standar minimal 20 juta sperma dalam setiap 1 ml air mani.
Tapi ada satu contoh keajaiban bagaimana dengan hanya punya 1 sperma dari suami, pasangan suami istri ini akhirnya bisa memiliki anak yang sudah diidam-idamkan sejak 9 tahun lalu.
Keduanya memperoleh anak dengan program bayi tabung. Namun tetap saja terlihat mustahil jika hanya mengandalkan 1 sperma untuk proses bayi tabung. Tapi yang terjadi 1 sperma tersebut mampu membuahi sel telur dengan sukses.
Pasangan suami istri Jason Schiraldi (35 tahun) dan Jennifer Schiraldi (33 tahun) dari Campbell, Ohio, AS itu kini dengan penuh syukur merawat bayi yang diperoleh dengan susah payah tersebut. Si bayi yang kini berusia 9 bulan itu diberi nama Kenley Schiraldi.
Kenley dilahirkan pada bulan April 2011 dan melewati pengobatan infertilitas yang amat panjang. Ini karena kedua orangtuanya hanya memiliki jumlah sel telur dan sel sperma yang amat sedikit dan hampir mustahil dapat memiliki anak.
Jennifer seorang ahli gizi rumah sakit dan suaminya Jason Schiraldi, seorang perawat kateterisasi jantung, datang ke Klinik Cleveland pada tahun 2009. Pasangan yang telah menikah selama sembilan tahun ini mendapat peringatan bahwa mereka memiliki masalah dalam kesuburannya. Hasil tes menunjukkan bahwa 30 persen sampai 40 persen ketidaksuburan pasangan Schiraldi ini berkaitan dengan pihak suami.
Pasangan ini kemudian memutuskan untuk mencari pengobatan infertilitas yang agresif, termasuk biopsi testis, yaitu operasi untuk menghilangkan potongan-potongan kecil jaringan untuk menguji bukti sperma. Umumnya seorang laki-laki biasa memproduksi 60 juta sampai 100 juta sperma hidup dalam sekali ejakulasi. Tapi setelah mencari jaringan Jason selama sembilan jam, para ilmuwan hanya menemukan satu sel sperma.
"Saya tidak pernah punya masalah kewanitaan dan tidak pernah berpikir bahwa masalahnya ada pada suami saya. Mereka mengambil sampel dan kami segera menemukan bahwa tidak ada sperma di situ," kata Jennifer seeprti dilansir TodayHealth, Kamis (26/1/2012).
Setiap kehamilan dengan jumlah sperma yang sangat sedikit pasti membutuhkan fertilisasi in-vitro atau bayi tabung. Maka Jennifer Schiraldi harus diambil sel telurnya. Ketika akan diambil telurnya, dokter menemukan bahwa Jennifer memiliki jumlah sel telur yang sangat sedikit. Dari 12 sel telur yang dimiliki, hanya 8 yang dalam kondisi baik.
Para ahli bayi tabung tersebut kemudian mencari sisa sperma dari sampel Jason, dan berharap dapat membuahi telur Jennifer. Namun beberapa sperma telah mati, maka sperma beku itu lah yang layak menjadi satu-satunya pilihan.
Klinik menyimpan sejumlah kecil tetesan sperma Jason dalam sedotan kecil setipis jarum jahit. Sperma kemudian dapat dibekukan dan dicairkan untuk digunakan dalam teknik fertilisasi in-vitro yang dikenal sebagai injeksi sperma intracytoplasmic atau ICSI.
Metode baru ini memang diharapkan dapat membantu pria yang memiliki jumlah sperma yang sangat rendah. Infertilitas semacam ini mempengaruhi pada 1 dari 8 pasangan di AS yang berjuang agar dapat memperoleh keturunan.
Para ahli bayi tabung di Klinik Cleveland mengatakan ini adalah pertama kalinya sebuah sperma tunggal yang beku disuntikkan ke dalam telur tunggal dan menghasilkan kehamilan yang sehat. Bahkan Nina Desai, direktur laboratorium di Klinik Cleveland, belum menghitung kemungkinan keberhasilan pembuahan tersebut.
Biasanya orang tidak hamil ketika hanya punya satu telur, dan jauh lebih umum membuat dua atau tiga embrio untuk memastikan kehamilan dapat terjadi. Namun dengan bantuan prosedur ICSI secara hati-hati, telur berhasil dibuahi. Tiga hari kemudian, telur dibagi ke dalam embrio yang sesuai dan ditanamkan dalam rahim Jennifer. Enam belas hari setelahnya, ia dikonfirmasi telah hamil.
"Kami membekukan satu sperma tersebut dan kami menyimpan sisa spesimen. Kami benar-benar tidak punya harapan untuk melakukan apa-apa ketika itu. Saya benar-benar terkejut ketika melihat dia memiliki positif hamil. Ini telah menjadi salah satu keajaiban nyata dalam program IVF kami," kata Desai.
Kehamilan yang dimiliki normal, dengan berat, mual dan komplikasi biasa lainnya. Namun bayi yang dikandung dalam posisi sungsang, sehingga membutuhkan operasi caesar. Akhirnya Kenley Schiraldi dilahirkan pada tanggal 20 April 2011.
detikhealth.com