CARA MENGATASI ANAK SUKA BERTINGKAH

foto diambil dari technorati.com
Jika anak senang mengganggu, memukul, menggigit, dan meludah ( bertingkah ) banyak orang tua panik. Sebenarnya, mereka tidak perlu merasa bersalah. Secara teknis, anak tidak bisa menjadi seorang bully (yang suka menggencet) di usia sekecil ini. “Anak usia 2 dan 3 tahun belum benar-benar memahami emosinya ataupun emosi orang lain. Jadi, mereka tidak dengan sengaja ingin menyakiti perasaan orang,” kata Edward Carr, PhD, leading professor di departemen psikologi di State University of New York, Stony Brook. 

Anak menguji sebab akibat secara konsisten – “Apa yang akan terjadi kalau aku melakukan ini?” Mereka juga memakai satu-satunya alat yang mereka punya, kata Theodore Dix, PhD, lektor kepala di bidang ilmu perkembangan manusia dan keluarga di University of Texas, Austin. “Mereka tidak punya kemampuan untuk mendapatkan yang mereka inginkan melalui cara yang masuk akal, jadi mereka bisa memaksa atau membangkang,” ujarnya.

Bagaimanapun, Anda tidak bisa diam saja saat anak bersikap kasar. Bila tidak turun tangan sekarang, dia bisa menjadi bully sungguhan saat dia sudah lebih besar karena dia tidak tahu cara lain untuk mengekspresikan kebutuhannya. Berikut cara menghentikan agresivitas anak.

- Setrap. Jika Anda melihat anak Anda memukul, menggigit, atau meludah, segera hentikan. Cobalah bicara dengan tenang. Jika dia tidak mau mendengarkan, bawa dia ke tempat yang lebih sepi dan katakan, “Kamu sudah keterlaluan. Kamu perlu disetrap agar kamu tenang.”

- Jangan minta penjelasan. Meminta anak menjelaskan perbuatannya yang salah bisa diartikan bahwa ada waktu-waktu tertentu dimana dia boleh bersikap kasar. Bukan berati Anda tidak perlu mencari penyebabnya. Bila anak Anda menjambak rambut temannya yang menguasai ayunan, arahkan mereka agar bergiliran setelah Anda selesaikan masalah penjambakan tadi. “Ini menunjukkan kepada anak bahwa dia hidup di dunia yang adil, dan bila dia memberitahu Anda tentang sesuatu yang dirasakanya tidak adil atau mengesalkan, Anda akan berusaha memperbaikinya,” Dr. Dix menjelaskan.

- Jangan naik darah. Sebagian anak percaya bahwa perhatian dalam bentuk apapun akan mengalahkan sikap acuh. Jadi, jika Anda panik saat si kecil berbuat salah, dia akan senang (Wah, Mama sewot!”) dan dia akan terdorong untuk bertingkah lagi.

- Hubungkan perbuatan anak dengan perasaan orang lain. Batita punya pemahaman yang terbatas mengenai dampak perilaku mereka terhadap orang lain. “Anak Anda perlu tahu perasaan temannya ketika ditendang. Katakan, “Sam sakit karena kamu tendang dia.” Katakan bahwa Anda tahu betapa sulit untuk berbagi, tapi menendang teman bukan hal yang benar.

- Bantu anak menenangkan diri. Batita akan merasa kesal, sama seperti orang dewasa, ketika dia marah. Setelah menyetrapnya sebentar, bicaralah kepadanya dengan nada yang menenangkan dan menghibur. Katakan, “Mama tahu, tidak enak rasanya kalau marah dan membuat orang lain juga merasa tidak enak.” Ini akan membantu anak mengerti perasaannya dan belajar membedakan berbagai perasaan.

- Jangan paksa anak menyertakan anak lain. Adakalanya anak Anda bertingkah layaknyabully dengan menyingkirkan anak lain. Ini sebenarnya tahap normal dalam perkembangan sosial, kata Dr. Carr. “Dalam kelompok kecil, batita mendapatkan ‘dukungan’ dari teman-temannya ketika dia tidak membolehkan anak lain untuk ikut bermain,” ujarnya. “Dengan menyingkirkan anak lain, anak Anda ‘memberikan’ keistimewaan kepada teman-temannya.” Solusinya: Cari waktu saat dia dan teman yang disingkirkan tadi sedang tidak bersama, dan biarkan anak Anda tahu bahwa Anda melihat yang terjadi. Jelaskan bahwa menyingkirkan orang lain bukan perbuatan yang baik.

- Mulailah mengajarkan kecakapan menyelesaikan masalah. Lakukan dengan cara yang menyenangkan. Gunakan permainan imajinatif untuk membantu anak belajar cara-cara positif dalam menyelesaikan masalah yang rumit. Anda bisa berpura-pura menjadi teman yang merebut mainan favorit anak Anda. Ajarkan dia cara mengucapkan, “Itu mainanku –tolong dikembalikan.” Jika tidak berhasil, katakan kepadanya agar minta bantuan orang dewasa. Latih adegan ini sesering mungkin hingga pelajaran terserap dengan baik. Coba terus, dalam waktu singkat dia akan menjadi anak yang sangat manis.


Artikel Yang Disukai :



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...