PENDIDIKAN VS PENGANGURAN


Bukan saatnya lagi, pendidikan indonesia mempersiapkan lulusan siap kerja. Pendidikan seharusnya mempersiapkan lulusan yang sudah (bukan lagi dapat) menciptakan lapangan pekerjaan. Sebab tanpa diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang memadai. Pendidikan yang mempersiapkan lulusan siap kerja akan tetap menimbulkan penganguran yang semakin banyak. Sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah.

Selain itu, harapan yang dimunculkan dalam dunia pendidikan sekarang ini adalah “Saya sekolah sampai kuliah untuk menjadi seorang pekerja”. Harapan itu tidaklah salah, namun untuk masa sekarang ini harapan itu harus lebih dikembangkan menjadi seorang yang dapat memperkerjakan orang lain (membuka lapangan kerja).

Tanpa dimulai dari dunia pendidikan, persiapan menciptakan lapangan pekerjaan sangatlah sulit. Sebab mental yang dibangun selama mengenyam pendidikan hanyalah persiapan untuk menjadi seorang pekerja.

Mari kita bersama menelaah tentang fenomena yang terjadi pada dunia pendidikan sekarang ini. Para peserta didik dipersiapkan hanya dengan teori dan bahan-bahan mentah yang mungkin jauh dari kenyataan dilapangan. Sehinggga ketika mereka lulus dari bangku pendidikannya mereka tampak bingung untuk mencari pekerjaan, bukan karena sulitnya lapangan pekerjaan tapi karena apa yang mereka pelajari sebelumnya di bangku pendidikan masih belum bisa mereka terapkan secara langsung dilapangan.

Pada saat mengikuti dunia pendidikan itu sendiri, anggaplah di sekolah. Ada sebuah pertanyaan bahwa “Mengapa banyak anak yang bolos atau malah berhenti sekolah padahal mereka mampu untuk sekolah?” banyak alasan kenapa siswa banyak yang tidak mau masuk sekolah bahkan datang ke sekolah pun tidak. Mereka berangkat dari rumah, rencananya akan ke sekolah tapi mereka malah lebih tertarik untuk nongkrong di pinggir jalan atau malah berdiam di tempat-tempat tertentu.

Kenapa?

Hal yang paling signifikan yang dapat kita cermati sebagai jawaban dari kejadian dan fenomena yang sering terjadi dari semua itu adalah kurang bahkan belum adanya rasa “BUTUH” dalam diri peserta didik dalam mempelajari ilmu.

Pertanyaan berikutnya “Kenapa rasa BUTUH itu kurang bahkan belum muncul di dalam diri para siswa tersebut?”

Sebab mereka belum tahu apa pentingnya pendidikan itu, banyak yang berdalih “Aaaahhhh.... Buat apa sekolah tinggi-tinggi, toh yang sudah sarjana aja banyak yang menganggur?”. Jawaban klasik yang sering muncul adalah “Ya.. Itu tergantung dari orangnya kalau pun Ia ingin berusaha pasti dia sudah bekerja”. Tepatkah jawaban tersebut, ternyata jawaban tersebut tidaklah terlalu tepat apabila kita sampaikan jawaban itu dimasa yang sekarang.

Kalau kita runut tentang peristiwa yang terjadi ini, ternyata semua berawal dari dunia pendidikan itu sendiri yang selalu menggadang-gadangkan lulusan siap kerja atau lebih jelasnya dipekerjakan. Bahkan ada sekolah yang hanya bertujuan untuk peserta didiknya lulus UN seratus persen. Maka dari itu, solusi yang mungkin dapat dilakukan adalah membuat rancangan pendidikan yang dapat menyelesaikan semua masalah tanpa menimbulkan masalah.

Caranya:

1. Sekolah sebagai sarana pendidikan harus menciptakan kondisi yang mendorong peserta didik untuk memiliki rasa butuh terhadap apa yang mereka pelajari. Bukan malah memaksa peserta didik untuk menguasai semua hal yang diajarkan. Karena setiap orang memilki kemampuan dan tingkat pengusaan yang berbeda-beda terhadap ilmu yang mereka palajari. Ketika peserta didik sudah mengetahui ilmu yang mereka butuhkan. Maka mereka sudah bisa memilih pelajaran apa yang akan mereka pelajari tanpa perlu adanya pemaksaan dalam mempelajarinya. Mereka pun akan lebih mudah untuk mempelajarinya sebab mereka memiliki dorongan yang kuat dari rasa butuh tersebut. Sama seperti seseorang yang kelaparan (butuh makanan) maka mereka akan berusaha tanpa harus dipaksa untuk mencari makanan agar kebutuhan itu dapat terpenuhi.

2. Untuk menimbulkan rasa butuh itu adalah dengan cara:
  • Menunjukkan tujuan yang akan mereka capai sesuai dengan kemampuan dan potensi yang mereka miliki
  • Mengarahkan teknik dan rancangan proses untuk mencapai tujuan yang mereka targetkan
3. Tujuan itu adalah suatu hal yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain

Inilah gagasan yang ingin kami sampaikan, mungkin sebenarnya gagasan ini pun sudah ada di benak pembaca sekalian. Mari kita sharring.

Kami mempunyai gagasan bahwa sekolah sebagai sarana untuk mengembangkan diri yang potensial. Hal ini dapat dilakuakan dengan mengembangkan proses pembelajaran pada sistem project. Peserta didik diarahkan agar setiap semester dapat memilih dan mengembangkan project yang mereka minati dan sekolah menjadi sarana konsultasi dan investor atau penyandang dana.

Ketika peserta didik sudah menentukan project yang akan mereka laksanakan, tentunya mereka akan menyusun langkah apa yang harus dilakukan dan materi apa yang perlu untuk dipelajari sehingga rasa “BUTUH” itu akan muncul dengan sendirinya.

Sekolah mengarahkan agar project yang dikembangkan bukan hanya bermanfaat bagi peserta didik saja tapi dapat menyerap tenaga kerja yang ada di sekitar. Misalkan project yang dibuat berupa peternakan, pertokoan atau bahkan pembuatan layanan animasi 3D.

Sehingga peserta didik selain ditujukkan dapat memahami materi yang harus dipalajari (tapi tanpa paksaan), mereka juga sudah dapat memapankan dirinya juga dapat membuka lapangan pekerjaan. Setealah semua itu dapat tercapai peserta didik tinggal berfokus pada pengembangan pendidikannya sembari project itu terus berjalan.

Kami merencanakan pelaksanaan pendidikan ini dapat dimulai dari tingkat setaraf Sekolah Menengah Pertama.

Memang gagasan ini masih perlu uji coba dalam pelasanaannya, sehingga akan didapatkan sebuah teknik pelaksanaannya yang tepat. Namun kami sendiri belum bisa melaksanakannya karena untuk melaksanakan gagasan ini dibutuhkan dana dan sumber daya yang tidak sedikit. Kami tidak mengharuskan apabila ada yang ingin melaksankan gagasan ini harus dilaksanakan oleh kami, kami persilakan pada siapa pun yang memang mampu untuk melaksanakannnya. Jadi kami mengharap apabila ada yang mampu melaksanakan ide ini, kami persilakan untuk melakukannya dan mudah-mudahan dengan gagasan awal dari kami ini dunia pendidikan akan lebih baik serta tidak ada lagi ironi hasil dari pendidikan menjadikan lulusan tetap menjadi pengangguran. Serta mudah-mudahan dengan cara ini sedikit demi sedikit akan mengurai masalah pengangguran di negeri ini.

Inilah contoh generasi muda yang ternyata mampu menjadi pemimpin perusahaan jika memang apa yang dijalankannya berbasis pada kebutuhan dan potensi dirinya (tanpa pemaksaan).

Mohon bantuannya bagi pembaca semua untuk memberikan masukan. Serta apabila ada dari pembaca yang fasih berbahasa asing, mohon bantuannya untuk menterjemahkan artikel ini.

Sekali lagi mudah-mudahan ada yang sepemikiran dan mudah-mudahan bermanfaat untuk semua.


Artikel Yang Disukai :



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...