Suntikan Darah Muda Bisa Meremajakan Otak Tua

Dalam mitos-mitos horor, banyak dijumpai kisah penyihir yang meminum darah perawan atau perjaka untuk mempertahankan awet muda. Meskipun terdengar tidak masuk akal, hal itu agaknya benar adanya. Mengalirkan darah muda ke otak yang tua ternyata bisa memicu pertumbuhan sel-sel otak baru.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature ini terinspirasi dari pengamatan bahwa ketika tikus tua diberi darah tikus muda, maka sistem kekebalan tubuh dan fungsi ototnya meningkat. Jadi peneliti bertanya-tanya apakah hal yang sama juga akan bekerja pada otaknya.
Para peneliti mengetahui bahwa sel induk di otak yang melahirkan neuron baru terletak lebih dekat dengan pembuluh darah daripada sel-sel lain. Artinya, ada kemungkinan terjadinya interaksi dengan sel-sel darah.
Peneliti menemukan ketika darah tikus yang berumur muda disuntikkan ke tikus yang lebih tua terjadi perkembangan sel-sel otak baru pada tikus yang lebih tua, yaitu dari tidak sampai 400 sel baru menjadi hampir 1.000 sel baru di satu wilayah hippocampus, daerah otak yang penting untuk fungsi memori.
Tapi ketika peneliti menyuntik tikus muda dengan darah tikus tua, mereka menemukan bahwa pembentukan sel-sel otak baru (neurogenesis), kemampuan belajar, dan mengingatnya menurun. Begitu juga dengan suntikan darah pada tikus yang usianya sama tidak berpengaruh pada perkembangan otaknya.
Nampaknya ada sesuatu yang berbeda dari darah muda ini. Para peneliti mencari faktor yang penting. Mereka mengamati 66 protein plasma, tapi tidak bisa menemukan senyawa yang relevan dalam darah tikus muda.
Di dalam darah, terdapat zat yang disebut CCL11 atau kemokin, protein sistem kekebalan. Penelitian sebelumnya telah menghubungkan CCL11 dengan peradangan pada asma dan alergi, namun tidak ada hubungannya dengan fungsi otak. Anehnya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sel-sel imun tersebut terlibat dalam fungsi belajar dan memori.
Seperti dilansir Time Healthland, Selasa (27/12/2011), ketika para peneliti menyuntikkan CCL11 saja ke hewan muda, protein ini mengurangi neurogenesis. Sebaliknya, memblokir CCL11 dengan antibodi akan mencegah penurunan ini.
Para peneliti yang dipimpin oleh Tony Wyss-Coray dari Stanford University juga sedang mencari senyawa dalam darah muda yang dapat merangsang neurogenesis.
Fakta bahwa sel-sel tua merespons darah muda dengan baik adalah tanda yang menggembirakan bahwa senyawa itu ada dan menunjukkan bahwa sel-sel yang tua mungkin masih bisa diperbaiki.



Artikel Yang Disukai :



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...