Ohio, AS, Dugan Smith dikenal sebagai bocah yang aktif berolahraga. Ketika ia didiagnosis memiliki kanker di tulang dan harus operasi, maka dokter menawarkan pilihan yang cukup radikal untuk kakinya agar ia bisa tetap aktif.
Ketika berusia 10 tahun, Dugan diberitahu akan menjalani amputasi pada setengah kakinya. Saat itu ia tidak takut akan rasa sakit, tapi ketakutan yang terlintas di pikirannya adalah ia tidak bisa bermain olahraga lagi.
Dugan sangat menyukai baseball, tapi ia didiagnosis memiliki kanker di kakinya. Kondisi ini membuatnya harus menjalani kemoterapi selama 10 minggu dan dokter tidak punya pilihan lain selain mengamputasi kakinya.
Setelah 3 tahun, kini Dugan (13 tahun) bisa kembali ke lapangan berkat prosedur bedah yang unik yaitu memutar 180 derajat bagian bawah kakinya. Dengan bantuan prostethetic limb ia bisa bermain baseball, berjalan di lapangan basket dan bermain sepak bola.
"Olahraga adalah kehidupan Dugan, sehingga yang dilakukan oleh dokter untuknya adalah suatu hal yang sangat menakjubkan," ujar sang ibu, Amy MIller, seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Senin (17/12/2011).
Kondisi yang dialami oleh Dugan bermula pada Juni 2008 ketika ia mengalami cedera di lutut kanan saat berlatih baseball. Rasa sakit masih dialaminya hingga keesokan hari yang membuatnya harus di bawa ke rumah sakit di daerah Fostoria, Ohio, AS.
Awalnya dokter mengira kakinya patah, tapi tes menunjukkan ada sesuatu yang jauh lebih mengkhawatirkan sehingga merujuk Dugan ke Arthur James *Cancer Hospital di Columbus.
Dr Joel Mayerson, kepala musculoskeletal oncology mengatakan pada Amy bahwa 99 persen yakin Dugan memiliki osteosarkoma, yaitu adanya kanker yang tumbuh di dalam tulang yang bisa menghancurkan tulang seperti kaca dan termasuk jarang ditemui.
"Sangat sulit dipercaya bocah kuat ini bisa menderita penyakit yang mengerikan. Tapi kami tahu Dugan pasti bisa menghadapi tantangan terberat ini," ujar sang ayah, Dustin (41 tahun).
Setelah melakukan kemoterapi selama 10 minggu, tumornya pun menyusut. Tapi dokter harus mengamputasi kakinya untuk memastikan tubuhnya benar-benar bebas dari sel kanker. Hal ini berarti Dugan harus kehilangan sebagian besar pahanya yang sudah terinfeksi.
"Saya benar-benar takut, saya pikir saya tidak akan pernah bisa bermain olahraga atau berlari lagi dan itu yang membuat saya tertekan," ujar Dugan.
Akhirnya dokter menawarkan pilihan yang cukup radikal dan tidak biasa dilakukan pada anak-anak. Dokter akan memotong bagian kaki yang terkena kanker, lalu memutar bagian bawah kakinya sebesar 180 derajat. Pergelangan kakinya ini pada akhirnya akan bertindak sebagai sendi lutut.
"Kebanyakan orangtua berpikir Anda dari planet lain atau gila. Tapi prosedur ini memungkinkan kita untuk membuang semua kanker dan meninggalkan saraf yang mengontrol kaki secara utuh serta mengurangi kemungkinan tumor muncul lagi," ujar Dr Mayerson
Akhirnya pada Agustus, Dustin menjalani operasi yang cukup radikal tersebut. Semula operasi ini dijadwalkan berlangsung 8 jam, tapi ternyata harus menghabiskan waktu selama 21 jam. Dustin pun keluar ruang operasi dan ia pun bisa menggerakkan jari-jari kakinya.
Dokter tetap melakukan monitoring selama 1 bulan untuk melihat apakah Dugan bisa menyesuaikan diri dengan situasi barunya serta memastikan kanker di tubuhnya sudah terbuang.
Ia pun butuh beberapa bulan sesi fisioterapi dan setelah 6 bulan ia dilengkapi dengan kaki palsu. Ia pun secara bertahap belajar berjalan kembali dan kini sudah kembali ke sekolah serta bisa tetap aktif.
"Saya tidak peduli jika ada orang yang menatap saya aneh, saya tetap bisa memakai celana pendek seperti tidak ada yang perlu ditutupi dan saya kira telah membuat keputusan yang tepat," ujar Dugan.