Ini merupakan posting seri Tips menjadi percaya diri. Saya memutuskan berbagi kepada pembaca tentang topik ini. Kamu mungkin ingin membaca seri posting ini melalui email. Silakan ketik alamat email kamu di kotak subcriber di sidebar blog kami. Kami akan mengirimkan kelanjutan posting ini dan posting lainnya ke emailmu. Satu yang harus kamu catat, ini gratis.
Menjadi percaya diri, seakan-akan sulit bagi beberapa orang. Hal itu karena kita—menurut buku-buku referensi yang saya baca untuk menyusun artikel ini—lebih mudah mengisi pikiran kita dengan pikiran-pikiran negatif. Tetapi bagi beberapa orang lainnya, hal itu sangat mudah. Barangkali karena sudah menjadi kepribadian.
Jujur, saya adalah orang yang kurang percaya diri. Meski pun tidak begitu tepat, paling tidak, hidup saya banyak didominasi perasaan minder. Tetapi saya beruntung, saya memiliki beberapa teman—meski pun tidak banyak, mereka adalah teman yang baik—yang mendorong saya. Membuat saya terpacu mengembangkan diri saya. Saya pun belajar bagaimana cara agar menjadi percaya diri. Dan akhirnya, saya bisa cukup merasa percaya diri sekarang. Alhamdulillah.
Saya yakin kamu memiliki pertanyaan, seperti: “Bagaimana cara saya berubah dari anak yang minder menjadi percaya diri?” atau “Hei, Bagaimana kamu melakukannya?” Oke. Saya akan membagikan pengalaman pribadi saya.
Kira-kira ketika saya masih duduk di sekolah menengah atas, seperti yang saya katakan, saya memang pribadi super minder atau pemalu. Saya sangat membenci keramaian, bertemu dengan banyak orang, apalagi bercakap-cakap. Ditambah lagi saya adalah anak dari keluarga menengah ke bawah. Tepatnya, keluarga miskin. Sehingga penampilan saya biasa-biasa saja. Bahkan cenderung sering kumuh.
Sampai hari itu, saya lupa tepatnya, tetapi sekitar Semester 2 kelas satu saya berteman baik dengan 4 teman kelas saya. Mereka mengikuti sebuah ekstra kulikuler, SKI. Saya diajak mereka ikut bergabung, maka masuklah saya ke dalam komunitas yang awalnya banyak membuat saya tersiksa.
Rupanya teman-teman saya ini mengetahui siksaan yang saya terima. Yaitu rasa minder dan tidak suka berkumpul dengan orang banyak. Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah saya tidak percaya diri. Kemudian mereka memberikan saran.
Berikut saran mereka. Mereka menyuruh saya membayangkan pohon tinggi dan pohon pendek. Katanya, semakin tinggi pohon semakin kencang anginnya. Jika pohon pendek itu kamu—itu berarti saya—dan ingin menjadi pohon tinggi. Kamu harus bertahan bahkan menaklukkan kencangnya angin yang menerpa batang, cabang dan ranting-rantingmu. Sehingga kamu tetap bisa menjulang.
Tidak seperti cerita dalam roman picisan mana pun, saya tidak langsung sadar dan ingin menjadi percaya diri. Ada perasaan takut untuk mencoba. Dan, ini yang paling penting, saya juga tidak yakin apakah saya bisa melakukannya.
Sampai akhirnya, saya mendapat teguran keras! sahabat-sahabat saya membentak, “Hei. Kamu tahu kenapa kamu tidak bisa berbicara di depan kelas? Kamu tahu, Itu sangat memalukan. Kamu bukannya tidak bisa, tetapi kamu mengisi pikiranmu dengan pikiran-pikiran negatif. Kamu harus mencoba dan terus mencoba agar kamu bisa sukses. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Kita harus menjadi percaya diri. Sebab kita telah diberi kemampuan oleh Tuhan, dan seharusnya lah menjadi pribadi positif. Sehingga bisa menjalankan semua perintah-Nya.”
Bentakan itu mengena ke dalam hati saya. Barangkali tepat pada lubuk hati saya yang terdalam. Karenannya, saya memutuskan untuk mencoba dan terus mencoba. Dan hasilnya, cukup sukses menurut ukuran saya.
Menurut pengalaman saya, ketakutan-ketakutan seperti, bagaimana jika saya ditertawakan? Bagaimana jika saya berbuat kesalahan? Bagaimana kalau saya tidak bisa berbicara di depan mereka? Tidak mempunyai kebenaran apa pun. Juga, tetap dalam pengalaman saya, tidak bisa menjadi kenyataan. Tak ada yang benar-benar seperti itu, ketakutan-ketakutan itu hanya hidup dalam pikiran-pikiran kita sendiri. Tidak berpijak di atas bumi dan di bawah langit mana pun. Bahkan di seluruh jagad raya
Saya malahan mendapat sokongan atau support dari mereka. Atas kerja keras saya menjadi percaya diri. Mereka membantu saya. Dan sesungguhnya, malahan saya berpikir, orang-orang cenderung mendukung orang yang berbuat kebaikan. Dan menjadi percaya diri adalah perbuatan baik. Meski pun ada beberapa yang dengan kejam menyindir. Tetapi percayalah mereka berjumlah sedikit.
Ringkasan dan Kesimpulan:
- Jadi yang harus kita lakukan untuk menjadi percaya diri adalah mencoba dan terus mencoba agar menjadi percaya diri. Hukum fisika mengatakan, “Tidak ada reaksi tanpa aksi.” Tidak mungkin kita tiba-tiba seperti jatuh dari langit, tanpa sebab yang jelas berubah dan tidak minder.
- Apalagi jika kamu ingin menjadi percaya diri. Tidak ada cara lain yang bijak untuk melakukannya sekarang juga.
- Ketakutan-ketakutan yang membuat kita takut untuk mencoba, ternyata kebanyakan tidak terjadi dalam kehidupan.
- Jika ingin percaya diri isi pikiran kita dengan pikiran-pikiran positif
Kamu mungkin ingin mendapatkan kelanjutan artikel ini. Dan mendapatkan kiriman artikel seri: tips menjadi percaya diri ke email kamu. Kamu bisa mengisi alamat email kamu di sidebar di blog saya ini. Dan jangan lupa untuk mengkonfirmasi link yang kami kirimkan. Agar sistem kami bekerja.
Jika kamu ada pertanyaan, silakan berkomentar tentang pengalaman kamu menjadi percaya diri.