Bagi masyarakat umum, angka 13adalah angka yang paling dihindari. Karena dianggap sebagai angka sial. Bahkan, jika terkena musibah atau sedang apes, sampai muncul ungkapan “ Celaka 13 “. Kepercayaan ini tidak hanya dianut oleh orang awam, parahnya juga dipercaya oleh orang yang mengaku muslim.
TerberitaBenarkah angka 13 memang “ angka sial ‘ ? Misteri apa yang mengikutinya.
Ajaran Islam sangat jelas dan terang tidak mengenal kepercayaan ini. Karena pada dasarnya semuanya adalah baik. Tidak ada angka sial atau hari naas. Kepercayaan ini awalnya berakar dari masyarakat barat ( Eropa tepatnya ). Lebih lengkapnya adalah digabung dengan hari Jum’at. Sehingga menjadi Friday 13th.
Bahkan negarawan-negarawan masyhur tersohor juga sangat mempercayai hal ini. Semisal Napoleon Bonaparte, Paul J. Getty, dan Franklin Delano Roosevelt sangat percaya dengan kesialan angka 13 ini sehingga selalu menghindari makan malam dengan 13 orang.
Kepercayaan kesialan angka 13 ini ( Friday 13th ) sebenarnya berawal pada tahun 1703. Yaitu ketika Paus Paus Clement V dan King Philip Le Bel (Philip IV) dari Perancis membasmi dan memburu para Ksatria Templar yang diangggap mengajarkan aliran sesat dan melakukan pembangkangan terhadap gereja, yaitu pada Jumat, 13 Oktober 1703. Hal ini bisa jadi merupakan sebuah cemoohan terhadap keyakinan Templar yang dilakukan oleh Paus Clement V dan King Philip Le Bel (Philip IV) di Perancis terhadap angka 13.
Dalam kepercayaan Talmudian, yang bersumber pada ajaran Kabbalah yang merupakan campuran antara ilmu perbintangan, ilmu sihir zaman Firaun dan Raja Nimrodz, dan paganisme lainnya, angka 13 menempati kedudukan yang terhormat, dianggap sebagai angka mulia dan suci. Dan sudah menjadi pengetahuan dan dipercaya secara umum, bahwa para Ksatria Templar adalah salah satu “ kepanjangan tangan “ dari kepercayaan mistis ini.
Kaum Kabbalis selalu menyisipkan angka suci mereka ini ke dalam berbagai karyanya. Dalam arsitektur bangunan, kaum Kabbalis menyisipkan angka 13 ke dalam bagian demi bagiannya, bisa berupa ukiran, pahatan, jumlah anak tangga, luas tanah, tinggi pintu utama, tinggi pilar bangunan, jumlah batu pada dinding atau pintu utama.
Kenyataan ini bisa dengan sangat mudah dijumpai di dalam arsitektur bangunan di seluruh dunia, mulai dari Monumen Washington DC dan Patung Liberty, lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta di Amerika, markas Uni Eropa sampai bangunan-bangunan di Indonesia.
Contohnya : Stadhuis atau yang lebih populer dengan sebutan Gedung Museum Fatahillah yang terletak di Kawasan Jakarta Kota. Gedung pusat pemerintahan Batavia ini dibangun oleh para anggota Mason. Mengandung banyak angka 13 yang diselipkan ke dalam susunan “batu Istana Dam” yang ditanam di pelataran depan bagian kanan tangga utama dan diberi bingkai alumunium (ada 13 susunan dari atas ke bawah), lalu ada 13 batu yang disusun melengkung di atas gerbang utama gedung ini di mana sebuah batu kunci (Key Stone) menjadi pusatnya, kemudian di tengah Key Stone tersebut ada sebuah pahatan bunga mawar (Rosicrusian, sebuah persaudaraan Kabbalis juga) di mana kelopak dan bagian tengah bunga juga berjumlah 13, lalu jumlah batangan kayu yang menyangga bagian atas pintu gerbang utama juga ada 13 buah, dan yang menarik adalah luas keseluruhan areal Stadhuis yang ternyata juga 13.000 meter persegi.
Lalu mengapa mereka " sangat doyan” menggunakan angka 13 di dalam simbol-simbol mereka?
Annemarie Schimmel di dalam The Mystery of Numbers (1993) mengutip simbolog Ernst Boklen yang melakukan penelitian mendalam terhadap kepercayaan angka 13. (Buku Boklen ini diterbitkan pada tahun 1913! ) Menurut Boklen, kelompok-kelompok gnostikdibentuk dengan format 12+1 (13).
Pada masa selanjutnya format ini bisa dilihat pada banyak hal. Yesus dengan ke-12 muridnya, Dinasti Rotschild dengan 12 Dinasti Yahudi Dunia, Puteri Salju dengan 12 Kurcaci, Matahari yang dikelilingi 12 Zodiak atau rasi bintang, jumlah susunan batu di dalam piramida Illuminati seperti yang tertera di dalam lembaran uang kertas One Dollar, sampai pada berbagai bagian dari burung elang simbol negara Amerika.
Dewasa ini Angka 13 juga akrab pada benda di sekeliling kita, mulai dari rumus Barcodeyang tertera di setiap produk keluaran pabrik, lambang negara Amerika Serikat, jumlah kartu remi dan tarot, rumus suci geometri, simbolisasi logo produsen piranti computer terkenal, simbolisasi logo perusahaan makanan cepat saji terkenal dan berbagai perusahaan multinasional Amerika, juga lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta di AS, hingga bilangan batu permata yang ada di Cruix Gemmata, salib yang bertaburkan 13 batu mulia.
Di dalam kekristenan, angka 13 ini mengingatkan mereka akan episode perjamuan terakhir, di mana murid yang ke-13 berkhianat terhadap Yesus. Angka 13 jika bersamaan waktunya dengan hari Jum'at (hari yang oleh orang Kristen dipercaya sebagai hari kematian Yesus) dianggap sial dua kali lipat (Fiday 13).
Karena kemudian angka 13 dipercaya sebagai angka yang membawa kesialan, maka angka ini tidak digunakan sebagai nomor kamar di hotel-hotel besar, nomor tempat duduk di pesawat, nomor lantai di gedung-gedung pencakar langit dan lainnya. Pada akhirnya, angka 13 sekarang ini diartikan sebagai angka sial, angka yang berhubungan dengan dunia mistik, dan juga penyembahan terhadap Lucifer.
Dan orang-orang yang memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap angka 13 disebut sebagai Triskaidekaphobia.
Dalam Smithsonian Magazine, Paul Hoffman pernah menyatakan bahwa fobia terhadap angka 13 telah menelan biaya satu miliar dollar AS pertahun. Karena fobia itu telah menyebabkan orang mangkir dan membatalkan keberangkatan kereta dan pesawat terbang, serta mengurangi aktivitas perdagangan di setiap tangal 13 setiap bulannya.
Atau anda mungkin info lainnya ? Bagi saja