Ketika mampir di toko ban, pernahkah anda ditawari untuk mengisi ban anda dengan nitrogen? Tentunya penawaran tadi pasti dibarengi dengan paparan segala keunggulan nitrogen dibanding angin biasa. Banyak toko ban mengatakan bahwa mengisi ban dengan nitrogen memiliki banyak efek positif karena nitrogen memiliki performa yang lebih baik ketimbang angin biasa seperti tekanan angin ban yang stabil, BBM yang lebih hemat dan suhu ban yang lebih dingin ketika kendaraan berjalan. Benarkah demikian? Ayo kita simak fakta-fakta berikut:
Tekanan Angin Ban Yang Lebih Stabil. Seiring berjalannya waktu, tekanan angin ban, baik yang diisi dengan angin biasa ataupun nitrogen akan turun dengan sendirinya. Dalam sebuah penelitian jangka panjang, ban yang diisi dengan angin biasa dengan tekanan 30 psi kehilangan tekanan sebanyak 3,5 psi dalam rentang waktu tertentu. Sementara yang diisi nitrogen kehilangan tekanan sebanyak 2,2 psi. Sampai di sini nitrogen terlihat lebih baik, tetapi tidak signifikan.
Konsumsi BBM Yang Lebih Hemat. Sudah jadi rahasia umum, tekanan angin ban yang kurang akan membuat konsumsi BBM kendaraan anda jadi lebih boros. Dari penjelasan sebelumnya, tekanan angin ban yang diisi nitrogen juga dapat berkurang. Melihat kondisi ini, yang perlu anda lakukan sebenarnya adalah lakukan pemeriksaan tekanan angin ban secara berkala. Walau diisi angin biasa, jika tekanan anginnya berada dalam ukuran yang tepat, sudah pasti kendaraan anda akan hemat BBM.
Pengaruh Suhu Ban Ketika Berjalan Terhadap Tekanan Angin. Seringkali angin biasa yang tersimpan di dalam tabung kompresor pengisian angin bercampur dengan air, terlebih bila tabung kompresor tidak pernah dikuras oleh operatornya. Ketika angin biasa ini diisikan ke dalam ban, seringkali air tadi ikut masuk ke ban dan saat suhu ban meningkat, air tadi berubah menjadi gas dan tekanan angin ban pun ikut naik. Bagaimana dengan nitrogen? Karena sifat nitrogen yang kering, maka tidak akan ada air di dalam ban yang akan mempengaruhi naik turunnya tekanan angin. Namun ketika dilakukan pengujian di tahun 2008 oleh sebuah perusahaan, perubahan tekanan yang terjadi dalam berbagai macam suhu ternyata tidak signifikan antara ban yang diisi dengan angin biasa atapun nitrogen.
Lalu apakah anda harus mengisi ban dengan nitrogen? Jika ingin menggunakan nitrogen, maka anda wajib mengunjungi bengkel ban yang memiliki persediaan nitrogen, begitu juga saat ingin menambah tekanan angin ban, anda juga harus berkunjung ke bengkel sejenis. Jadi perlu diingat, nitrogen tidak tersedia di semua bengkel dan jika nitrogen terpaksa harus dicampur dengan angin biasa maka manfaat nitrogen tadi akan hilang dan ban harus dikuras ulang jika suatu saat ingin memakai nitrogen lagi. Tak lupa, biaya pengisian nitrogen ke ban jauh lebih mahal dibandingkan dengan angin biasa.
Setelah menyimak hal-hal tadi, pilihan untuk menggunakan nitrogen atau angin biasa tetap ada di tangan anda. Jangan lupa, cara terbaik merawat ban adalah dengan selalu menjaga tekanan ban berada pada tekanan yang direkomendasikan oleh produsen mobil yang anda gunakan. Ukuran tekanan ban ini bisa anda lihat di buku manual atau biasanya tertempel di pilar B kendaraan anda.
*disadur dari http://www.edmunds.co
Tekanan Angin Ban Yang Lebih Stabil. Seiring berjalannya waktu, tekanan angin ban, baik yang diisi dengan angin biasa ataupun nitrogen akan turun dengan sendirinya. Dalam sebuah penelitian jangka panjang, ban yang diisi dengan angin biasa dengan tekanan 30 psi kehilangan tekanan sebanyak 3,5 psi dalam rentang waktu tertentu. Sementara yang diisi nitrogen kehilangan tekanan sebanyak 2,2 psi. Sampai di sini nitrogen terlihat lebih baik, tetapi tidak signifikan.
Konsumsi BBM Yang Lebih Hemat. Sudah jadi rahasia umum, tekanan angin ban yang kurang akan membuat konsumsi BBM kendaraan anda jadi lebih boros. Dari penjelasan sebelumnya, tekanan angin ban yang diisi nitrogen juga dapat berkurang. Melihat kondisi ini, yang perlu anda lakukan sebenarnya adalah lakukan pemeriksaan tekanan angin ban secara berkala. Walau diisi angin biasa, jika tekanan anginnya berada dalam ukuran yang tepat, sudah pasti kendaraan anda akan hemat BBM.
Pengaruh Suhu Ban Ketika Berjalan Terhadap Tekanan Angin. Seringkali angin biasa yang tersimpan di dalam tabung kompresor pengisian angin bercampur dengan air, terlebih bila tabung kompresor tidak pernah dikuras oleh operatornya. Ketika angin biasa ini diisikan ke dalam ban, seringkali air tadi ikut masuk ke ban dan saat suhu ban meningkat, air tadi berubah menjadi gas dan tekanan angin ban pun ikut naik. Bagaimana dengan nitrogen? Karena sifat nitrogen yang kering, maka tidak akan ada air di dalam ban yang akan mempengaruhi naik turunnya tekanan angin. Namun ketika dilakukan pengujian di tahun 2008 oleh sebuah perusahaan, perubahan tekanan yang terjadi dalam berbagai macam suhu ternyata tidak signifikan antara ban yang diisi dengan angin biasa atapun nitrogen.
Lalu apakah anda harus mengisi ban dengan nitrogen? Jika ingin menggunakan nitrogen, maka anda wajib mengunjungi bengkel ban yang memiliki persediaan nitrogen, begitu juga saat ingin menambah tekanan angin ban, anda juga harus berkunjung ke bengkel sejenis. Jadi perlu diingat, nitrogen tidak tersedia di semua bengkel dan jika nitrogen terpaksa harus dicampur dengan angin biasa maka manfaat nitrogen tadi akan hilang dan ban harus dikuras ulang jika suatu saat ingin memakai nitrogen lagi. Tak lupa, biaya pengisian nitrogen ke ban jauh lebih mahal dibandingkan dengan angin biasa.
Setelah menyimak hal-hal tadi, pilihan untuk menggunakan nitrogen atau angin biasa tetap ada di tangan anda. Jangan lupa, cara terbaik merawat ban adalah dengan selalu menjaga tekanan ban berada pada tekanan yang direkomendasikan oleh produsen mobil yang anda gunakan. Ukuran tekanan ban ini bisa anda lihat di buku manual atau biasanya tertempel di pilar B kendaraan anda.
*disadur dari http://www.edmunds.co