Semarang Dua siswa SMAN 3 Semarang menorehkan prestasi di ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2012 di Bangkok yang diadakan tanggal 28 Juni – 1 Juli 2012 lalu. Mereka adalah Hermawan Maulana dan Zihrama Afdi yang membawa pulang medali emas ke Indonesia.
Inovasi dua pemuda tersebut diberi nama T-Box Application to Reduce the Danger Impact of CO dan CO2 in Smoking Room. Fungsi dari penemuan tersebut adalah untuk memfilter karbondioksida atau CO2 yang dihasilkan oleh asap rokok di smoking room untuk diambil oksigennya. Nantinya oksigen tersebut akan dialirkan kembali ke dalam smoking room.
“Hal itu bertujuan agar para perokok betah merokok di dalam smoking room sehingga tidak mengganggu orang lain,” terang Afdi di SMAN 3 Semarang, Jalan Pemuda.
Ide dibuatnya alat tersebut adalah ketika Afdi dan Hermawan melihat jumlah perokok yang semakin banyak. Selain itu perokok biasanya tidak betah berada di smoking room yang sudah disiapkan karena asap yang ada di ruangan. Dari pengamatan itulah dua pemuda tersebut belajar dengan tekun untuk membuat alat yang bisa mengurai CO2.
“Kami belajar untuk mengurangi dampak negatif rokok dan membuat alat pengurang residu dari rokok,” terang Afdi.
“Karena kami belum mampu untuk mengurangi jumlah perokok, maka kami membuat alat tersebut,” timpal Hermawan.
Alat buatan Afdi dan Hermawan yang sebelumnya diberi nama Carbofil Aplication tersebut memiliki sistem kerja yaitu asap rokok yang ada di smoking room akan masuk ke dalam mesin yang terdiri dari power suply buatan sendiri dan T-box. Di dalam alat tersebut asap akan difilter oleh PCB yang dialiri listrik sehingga CO2 dan O2 terpisah. Setelah itu O2 atau oksigen akan dikembalikan ke dalam smoking room.
“Saat lempengan PCB bertemu ada percikan listrik yang disebut plasma, itulah yg kami gunakan untuk mengurangi CO2,” pungkas Afdi.
“Nanti hasil filternya adalah oksigen dan karbon padat. Karbon tersebut masih bisa dimanfaatkan lagi nantinya,” imbuh guru pembimbing mereka, Agus Priyanto.
Hermawan dan Afdi sempat minder ketika alat tersebut diikutkan lomba dengan sistem pameran. Alat yang masih berupa prototipe tersebut disejajarkan dengan penemuan-penemuan hasil pemikiran siswa-siswa dari Jepang dan negara lainnya.
“Sempat minder, soalnya kita dikasih stand di pojok dan sebelah stand Jepang,” kata Hermawan.
Mereka berhasil menyingkirkan pesaingnya yang berasal dari delapan negara yaitu Hongkong, Malaysia, Jepang, Filipina, Thailand, Vietnam, Singapura, dan Taiwan.
Afdi adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Abdul Hafid dan Ninik Budi, ia lahir di Grobogan, 17 Februari 1995. Sedangkan Hermawan adalah anak kedua dari dua bersaudara pasangan Suwaji dan Seti Jawati Noegraeni yang lahir di Pekanbaru tanggal 24 Mei 1996.
Sementara itu Kepsek SMAN 3 Semarang, Hari Waluyo mengaku dengan adanya prestasi yang ditorehkan Afdi dan Hermawan, guru dan siswa di SMAN 3 menjadi termotivasi untuk menghasilkan prestasi-prestasi internasional lainnya.
“Saya bangga terhadap anak-anak ini (Afdi dan Hermawan). Jadi memotivasi anak-anak kelas X dan para guru yang akan lebih sistematis dalam mengajar,” tutur Kepsek.
Prestasi Afdi dan Hermawan ternyata tidak hanya berhenti sampai di sini. Mereka ternyata sudah menyiapkan proyek lain yaitu Nitrosoplasma. Proyek plasma tersebut untuk mengikatkan nitrogen ke tanaman.
“September besok mungkin diajukan untuk lomba,” ujar Afdi.
Selain Hermawan dan Afdi, medali emas juga diperoleh Linus Nara Pradhana dari SMP Petra Surabaya dengan inovasinya yaitu Water Coated Helmet. Tidak hanya medali emas, dua medali perunggu dan dua special award juga disabet siswa-siswi dari Indonesia.
Dua medali perunggu dibawa pulang oleh Muhammad Luqman dan Fishal Fuad Rahman dari SMAN 2 Yogyakarta dengan inovasinya yaitu Edges Shoes. Lalu dengan inovasi bernama Braille Glass, siswa kelas enam SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, Nadya Almass Lutfiahardha Arief juga memperoleh medali perunggu.
Sementara itu dua special award diperoleh siswa SMKN 1 Tengaran yaitu Dini Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi dengan penemuan Mini Multi Commander serta Nur Chabibur Rohim, Muhammad Asrori, dan Risang Yogardi dengan inovasi Jaritmatika Game.
“Harapan kami, penemuan kami bisa dipatenkan,” tutup Afdi.