Nutrisi yang diperlukan oleh manusia bisa diperoleh dari aneka makanan yang dikonsumsinya. Di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan sistem metabolismenya.
Orang yang tidak terpenuhi kebutuhan gizi dan nutrisinya akan
mengalami banyak masalah kesehatan dari yang sederhana sampai serius.
Begitu juga dengan lansia yang tentu saja membutuhkan gizi yang baik untuk membantu proses adaptasi dengan berbagai perubahan yang dialaminya selain untuk menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga kemungkinan dapat memperpanjang usia terbuka lebar.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan gizi pada kelompok lansia ialah: berkurangnya kemampuan dalam mencerna makanan akibat adanya kerusakan pada gigi, rasa lapar menurun, penyerapan makanan di usus juga menurun, berkurangnya indera pengecapan yang mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asam, pahit, dan asin, serta adanya gerakan usus yang lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. Adapun biasanya yang menjadi permasalahan gizi pada lansia ialah sebagai berikut.
Keadaan gizi yang berlebih biasanya terjadi pada lansia di negara-negara Barat dan juga kota-kota besar yang disebabkan oleh kebiasaan makan yang banyak dan minimnya aktifitas fisik.
Keadaan tersebut akan menyebabkan kegemukan atau obesitas yang akan menjadi pemicu terserangnya beragam penyakit berbahaya seperti kencing manis, jantung, darah tinggi, dan banyak lagi.
Kekurangan gizi tentunya akan menimbulkan banyak masalah dan penderitanya sangat rentan terhadap kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, rambut rontok, daya tahan tubuh menurun, dan kemungkinan mudahnya terkena infeksi.
Dalam perencanaan makanan ini terbagi menjadi dua yakni perencanaan makan secara umum dan perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna.
Perencanaan makan secara umum:
Orang yang sudah berusia lanjut wajib mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan sesuai untuk meminimalisir munculnya penyakit baru dan juga meningkatkan daya tahan tubuh sehingga kondisinya masih tetap prima.
Begitu juga dengan lansia yang tentu saja membutuhkan gizi yang baik untuk membantu proses adaptasi dengan berbagai perubahan yang dialaminya selain untuk menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga kemungkinan dapat memperpanjang usia terbuka lebar.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan gizi pada kelompok lansia ialah: berkurangnya kemampuan dalam mencerna makanan akibat adanya kerusakan pada gigi, rasa lapar menurun, penyerapan makanan di usus juga menurun, berkurangnya indera pengecapan yang mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asam, pahit, dan asin, serta adanya gerakan usus yang lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. Adapun biasanya yang menjadi permasalahan gizi pada lansia ialah sebagai berikut.
Gizi Berlebih
Tak hanya kekurangan gizi saja ternyata yang dapat menimbulkan masalah karena kelebihan gizi juga bisa menyebabkan banyak problem.Keadaan gizi yang berlebih biasanya terjadi pada lansia di negara-negara Barat dan juga kota-kota besar yang disebabkan oleh kebiasaan makan yang banyak dan minimnya aktifitas fisik.
Keadaan tersebut akan menyebabkan kegemukan atau obesitas yang akan menjadi pemicu terserangnya beragam penyakit berbahaya seperti kencing manis, jantung, darah tinggi, dan banyak lagi.
Kurang Gizi
Kondisi kekurangan gizi biasanya terjadi di daerah-daerah miskin yang tidak memiliki akses ke sektor-sektor ekonomi secara luas.Kekurangan gizi tentunya akan menimbulkan banyak masalah dan penderitanya sangat rentan terhadap kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, rambut rontok, daya tahan tubuh menurun, dan kemungkinan mudahnya terkena infeksi.
Kekurangan Vitamin
Kekurangan vitamin pada lansia akan banyak menimbulkan efek merugikan seperti penglihatan menjadi menurun, kulit kering, kurang bersemangat, dan lainnya. Mencukupi kadar vitamin dalam setiap hari sangat dianjurkan.Perencaan Menu untuk Lansia
Para lansia, dianjurkan untuk merencanakan menu yang tentu saja bermanfaat bagi kesehatan tubuh.Dalam perencanaan makanan ini terbagi menjadi dua yakni perencanaan makan secara umum dan perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna.
Perencanaan makan secara umum:
- Makanan yang diberikan haruslah mengandung zat gizi.
- Perlu diperhatikan juga porsi makanannya. Porsi makan hendaknya diatur secara merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
- Membatasi memberikan makanan yang manis-manis, minyak, dan juga makanan yang banyak mengandung lemak seperti mentega, santan, dan lainnya.
- Banyak minum dan mengurangi garam. Dengan memperbanyak minum air putih maka bisa memperlancar pengeluaran sisa makanan dan mengurangi makanan yang asin akan meringankan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
- Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti hati, telur, daging rendah lemak, dan sayuran hijau.
- Perbanyak konsumsi makanan berserat tinggi seperti sayuran, roti, sereal, dan buah-buahan.
- Untuk melembutkan feses maka dianjurkan untuk mengonsumsi air putih minimal 8 gelas dalam setiap harinya.
- Tidak menggunakan laksatif secara rutin untuk menghindari ketergantungan.
Orang yang sudah berusia lanjut wajib mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan sesuai untuk meminimalisir munculnya penyakit baru dan juga meningkatkan daya tahan tubuh sehingga kondisinya masih tetap prima.