STOP PERBURUAN TRENGGILING



Trenggiling atau tenggiling, atau pangolin, bahasa Inggrisnya “Scaly Ant Eater”, atau nama latinnya Manis Javania adalah hewan mamalia (menyusui) yang tidak bergigi. Binatang ini hidup di daerah hutan hujan tropis dataran rendah. Makanannya adalah serangga terutama semut dan rayap. Bentuk tubuhnya memanjang. Panjang dari kepala sampai pangkal ekor sekitar 58 cm, sedang panjang ekornya sekitar 45 cm, beratnya sekitar 2 kg.

Umumnya trenggiling betina lebih pendek dari trenggiling jantan. Ia memiliki lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga dari panjang tubuhnya untuk mencari semut disarangnya. Disamping itu trenggiling mempunyai 2 pasang kaki yang pendek, mulut, mata, telinga dan sisik yang sangat keras.


Sisik tenggiling yang bersifat keras, tebal dan tajam itu membantu melindungi dirinya dari musuh. Selain itu ia melindungi dirinya dari musuh dengan cara menggulung badannya hingga seperti bentuk bola. Ia dapat pula mengibaskan ekornya yang bersisik tajam sehingga bisa melukai pengganggunya.


Trenggiling aktif melakukan kegiatannya hanya di malam hari. Ia mampu berjalan beberapa kilometer dan balik lagi kelubang sarangnya yang ditempatinya untuk beberapa bulan.

Diwaktu siang ia bersembunyi di lubang sarangnya. Diantaranya ada yang tinggal diatas dahan pohon. Ia suka bersarang pada lubang-lubang yang berada dibagian akar-akar pohon besar atau membuat lubang di dalam tanah yang digali dengan menggunakan cakar kakinya. Atau ia menempati lubang-lubang bekas hunian binatang lainnya. Pintu masuk kelubang sarang selalu ditutupnya.

Musim kawin trenggiling jatuh pada bulan April sampai Juni. Setelah sang betina mengandung beberapa bulan, ia akan melahirkan anaknya. Anak yang baru dilahirkan beratnya sekitar setengah kg (500 gr), panjang sekitar 45 cm, dan tak lama setelah lahir anak trenggiling langsung bisa berjalan. Waktu lahir sisik si anak masih lembut, namun akan menjadi keras dalam masa 2 hari. Biasanya induk trenggiling akan menjaga anaknya 3 sampai 4 bulan. Selama itu sang anak sering di bawa-bawa oleh induknya di atas ekornya.





Trenggiling terdiri dari satu jenis (genus) dan 7 spesies / species (rumpun), yaitu spesies :
  • Manis Javania, hidup tersebar di Indonesia, Malaysia dan Indochina.
  • Manis Pentadactyla, hidup di Nepal, Himalaya Timur, Myanmar dan China.
  • Manis Carssicaudata, hidup di India dan Srilangka.
  • Manis Tertradactyla, trenggiling tak berekor yang hidup di Asia.
  • Manis Temmenki, hidup di Asia.
  • Manis Triscuspis, hidup di Asia.
  • Manis Gigantea, hidup di Afrika.

Harga jual daging trenggiling yang menggiurkan inilah yang membuat orang-orang memburu teringgiling yang hidup di Indonesia (juga di Malaysia dan Thailand) untuk di ekspor daging dan kulitnya (sisik) secara ilegal ke para peminat di luar negeri, antara lain ke China, Singapore, Thailand, Vitenam dan Laos demi kepentingan bahan kosmetik, obat kuat, santapan di restoran dan kulitnya untuk bahan pembuatan shabu (narkoba).


Penyitaan daging trenggiling oleh petugas

Jika tidak ada penangkaran dan perlindungan yang memadai, maka keberadaan trenggiling di Indonesia dimasa depan akan cepat punah akibat perburuan oleh manusia dan penebangan hutan. Akhir kata, mari kita bersama-sama lindungi trenggiling.


Artikel Yang Disukai :



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...