Terberita Blog :
FAKTOR PENYEBAB MATA JULING
Salah satu jenis kondisi kelainan mata adalah mata juling di mana Strabismus merupakan istilah medisnya. Penyakit seperti ini cukup banyak ditemui dan dikenal sebagai sebuah bentuk ketidaknormalan di bagian bola mata manusia. Bola mata yang tidak normal ini seperti misalnya adalah ketika kita mengajak seseorang bicara namun mata mereka tidaklah memadang ke arah kita.
Atau, banyak juga kondisi di mana kedua kornea mata kanan dan kiri bertemu di tengah; seperti inilah mata juling. Penyebab mata juling sendiri belumlah diketahui pasti hingga kini, namun ada sejumlah kondisi atau faktor yang bisa meningkatkan seseorang mengalami mata juling ini. Untuk itulah kita hendak membahasnya sebagai berikut.
1. Faktor Bawaan
Faktor ini bisa jadi merupakan faktor peningkat risiko seseorang bermata juling di mana juga disebut sebagai faktor congenital. Semenjak lahir, bayi bisa mengalami mata juling ini atau bisa juga selama usia 6 bulan hingga dengan 2,5 tahun. Sayangnya, tak semua orang penderita hal ini tak langsung terdeteksi.
2. Faktor Keturunan
Bila keluarga Anda, terutama orang tua atau kakek dan nenek memiliki riwayat mata juling, kemungkinan besar Anda pun pasti bisa mengalami hal yang sama. Kondisi ini pada banyak kasus terjadi karena memang diwariskan alias karena faktor keturunan. Jika memang faktor keturunan, bisakah disembuhkan? Anda perlu mengonsultasikan hal ini lebih jauh dengan dokter Anda agar lebih jelas.
3. Mata Malas/Ambliopia
Meski menjadi kontroversi tentang kondisi mata malas yang diperkirakan mampu menyebabkan mata juling sebagai efek samping atau dampaknya, banyak orang beranggapan ambliopia ini berkemungkinan besar menjadi salah satu faktor yang kuat. Seorang penderita mata malas dan mata juling pada dasarnya dikarakteristikkan oleh penglihatan sentral yang hilang dari satu mata yang arahnya menuju estropia.
Hanya saja, mata juling merupakan akibat adanya tarikan berbeda di satu atau sejumlah otot yang fungsinya untuk bisa membuat mata bergerak. Tarikan itu diketahui dapat terjadi oleh karena adanya otak yang memiliki kelainan. Namun pada beberapa kasus ada juga yang tarikan tersebut diakibatkan oleh tak bekerjanya sebuah atau beberapa otot strabismus paralitik tersebut dan kerusakan saraflah yang menjadi pemicu.
4. Tumor Otak
Ketika seseorang memiliki gangguan kesehatan, terutama tumor otak, maka mata juling pun bisa menjadi efeknya. Ini karena pada dasarnya, otot atau bagian dari otak yang mengendalikan gerakan mata sudah cacat. Anak-anak dan para orang dewasa dengan kondisi tumor otak ini lebih berpotensi tinggi untuk mengalami mata juling sehingga kiranya memang hendaknya rajin memeriksakan kondisi kesehatan sedari dini, apalagi kalau gejala tak wajar mulai timbul.
Tumor otak sendiri merupakan sebuah keadaan di dalam tubuh di mana ada sel-sel abnormal yang tumbuh di dalam maupun area otak secara tak wajar maupun tak dapat dikontrol. Ada beberapa jenis tumor, ganas dan tidak ganas. Tentunya yang paling bisa berkembang menjadi kanker ganas perlu diwaspadai dan sebaiknya diatasi dari awal.
5. Down Syndrome
Mata juling pada manusia, terutama pada anak-anak, bisa juga dipicu oleh faktor kesehatan lainnya. Down syndrome menjadi salah satu kondisi kesehatan yang dicurigai dapat menyebabkan seseorang lebih mudah menderita mata juling. Down syndrome sendiri adalah sebuah keadaan keterbelakangan perkembangan mental serta fisik anak.
Hal tersebut dapat terjadi ketika adanya perkembangan kromosom yang tidak normal terjadi di dalam tubuh si anak. Pembentukan kromosom tersebut dapat terjadi akibat dari adanya sepasang kromosom yang gagal untuk memisahkan diri satu sama lain sewaktu proses pembelahan. Gangguan genetika ini pun berpengaruh besar pada kesehatan mata.
6. Hidrosefalus
Mata juling merupakan salah satu dari jenis-jenis penyakit mata yang juga dapat meningkat risikonya apabila seseorang, khususnya anak-anak menderita penyakit hidrosefalus. Hidrosefalus merupakan sebuah kondisi kesehatan yang terjadi pada organ otak manusia. Pada penderita, di dalam otaknya ada penumpukan cairan yang mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam otak.
Apabila tekanan ini tak segera mendapatkan penanganan medis secepatnya, jaringan otak berikut juga seluruh fungsinya dapat menjadi rusak. Ketika jaringan dan fungsi otak rusak, otak pun tak dapat bekerja seperti biasa dan justru akan begitu lemah. Ternyata kondisi penyakit ini pun mampu menyebabkan atau menaikkan risiko seseorang untuk menderita mata juling juga karena berhubungan dengan otak.
6. Cerebral Palsy
Cerebral palsy mungkin kurang begitu familiar bagi beberapa orang namun rupanya penyakit ini mampu menjadi salah satu peningkat potensi seseorang, khususnya anak-anak untuk menderita mata juling. Kondisi penyakit ini sendiri dikenal sebagai gangguan gerak di mana otot akan terpengaruh sehingga gerakan serta ketrampilan motorik pun menjadi terbatas.
Ketrampilan motorik di sini meliputi kemampuan untuk bergerak secara lebih terorganisasi dan terarah. Ketika gangguan gerak terjadi, ini dipicu oleh adanya kerusakan otak di mana bisa saja dialami sesudah atau sebelum kelahiran menurut hasil penelitian dokter. Hanya saja, pada umumnya justru penelitian dokter menyatakan bahwa hal ini lebih banyak dialami sebelum kelahiran.
8. Trauma Kepala
Kalau sebelumnya sudah dibahas soal bagaimana seorang anak terancam atau berisiko mengalami mata juling. Pada orang dewasa, kemungkinan mata juling jauh lebih besar ketika seseorang memiliki pengalaman atau riwayat trauma kepala. Trauma pada kepala ini biasanya terjadi akibat kecelakaan atau benturan keras di kepala.
Trauma pada kepala tak hanya memengaruhi fungsi otak saja, karena pada beberapa kasus trauma pada kepala justru menjadi faktor peningkat risiko gangguan penglihatan atau fungsi mata. Saraf yang biasanya bekerja untuk mengontrol otot mata pun bakal terpengaruh oleh adanya trauma tersebut. Gejala yang paling sering muncul, jelas dan umum adalah mata yang tak selalu lurus di mana ini akan membuat mata kelihatan abnormal.
9. Diabetes
Kelihatannya memang diabetes tak ada hubungannya dengan penglihatan apalagi fungsi otak, cukup mengejutkan mengetahui bahwa diabetes merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mata juling. Hal ini lebih sering terjadi pada orang-orang dewasa dan ini semua karena penyakit diabetes sendiri sudah memengaruhi saraf pengendalik otot pada mata penderita sehingga akhirnya menjadi kurang berfungsi secara maksimal.
Salah satu gejalanya adalah penderitanya harus sering-sering menyipitkan mata apalagi kalau sedang berada di luar ruangan. Teriknya matahari di siang hari otomatis akan menyebabkan seseorang melakukan hal tersebut, namun tujuannya adalah untuk menfokuskan pandangan mereka. Tak hanya menyipitkan mata, beberapa orang pun akan memiringkan kepala supaya mata lebih fokus pada obyek.
Perawatan Mata Juling
Mata juling bisa untuk diatasi, namun perawatannya akan ditentukan dari jenis mata juling yang dialami oleh si penderita. Apabila seseorang mengalami 2 kondisi sekaligus, seperti mata malas dan mata juling, perawatan yang dilakukan biasanya adalah penggunaan kacamata. Langkah perawatan ini merupakan cara awal untuk menangani gangguan mata tersebut.
Namun ketika sudah cukup parah, seseorang bisa saja memilih untuk melalui jalur operasi supaya mata yang mengalami gangguan dapat diperbaiki secara medis. Pembedahan dilakukan dengan tujuan supaya otot-otot yang berfungsi menggerakkan mata bisa lebih baik. Jika Anda tertarik dengan solusi perawatan ini, lebih baik berkonsultasi lebih dulu dengan dokter.