Pergolakan di mesir membuka rahasia lain tentang Hosni Mubarak. Penguasa yang sudah tiga dekade bercokol di mesir ini ternyata mempunyai harta yang bertebaran di luar negeri. Harian Telegraph memprkitakan total kekaayaan Mubarah adalah 20 miliar pounsterling, atau lebih dari 287 triliun.
Dimana Mubarak menimbun hartanya itu? Sejumlah bank di Swiss, Amerika Serikat, dan Inggris menjadi bankas penyimpanan uang tunainya. Sedangkan properti, dia memiliki istana yang sangat megah di Inggris, Los Angeles, Washington, dan New York.
Sejak berkuasa pada 1981, Mubarak mampu membuat negara di Afrika Utara itu stabil. Rahasianya, dia membangun hubungan baik dengan negara-negara Barat dan Israel. Namun di balik kestabilan, korupsi, kemiskinan dan kekerasan oleh negara tumbuh subur di Mesir.
Pria yang lahir 1928 di desa Kahel-el-Meselha ini terkenal menservis habis-habisan kolega-kolega Baratnya. Misalnya ketika bekas Perdana Menteri Inggris Tony Blair menghabiskan liburan di Timur Tengah, ia diservis di vila mewah Mubarak di Laut Merah. Blair bersama keluarganya menginap di vila bernama Sharm-el-Sheikh.
Mubarak menikah dengan Suzanne, yang berdarah campuran, Mesir-Inggris. Ayah Suzanne, Saleh Thabet, yang berprofesi sebagai dokter anak bertemu dengan Lily May Palmer, suster yang tumbuh dewasa di Wales. Mereka bertemu di London. Saleh kemudian menikah dengan Lily, dan lahirlah Suzanne.
Dalam sebuah wawancara dua tahun lalu, Suzanne mengatakan masih memiliki saudara sepupu di Inggris. "Aku sangat nyaman dengan dua budaya ini, dua bahasa, dua dunia yang berbeda," kata ibu negara berusia 69 tahun tersebut.
Tak heran, ketika negaranya bergolak, Inggrislah yang dituju. Gamal, anak yang disiapkan menjadi presiden Mesir selanjutnya, Suzanne, dan seorang anak perempuannya segera terbang ke London dengan jet pribadi begitu situasi di Kairo memanas.
Bersama Suzanne, 100 kopor lebih menyertai. Dia dikabarkan pergi dengan dikawal menteri pertahanan Mesir, namun kemudian diketahui sang menteri ternyata terbang ke AS "untuk sebuah tugas khusus".
Gamal yang lulusan American University di Kairo itu bekerja di Bank of America London. Dia tinggal di sebuah rumah mewah lima lantai di kawasan elit London, Knightsbridge.
Di rumah bergaya Georgian seharga 8,5 juta pounds atau sekitar Rp 122 miliar itu, Suzanne kini tinggal. Sementara sang suami, berusaha mempertahankan mati-matian tahtanya, di tengah goyangan jutaan rakyatnya hari ini.
Dimana Mubarak menimbun hartanya itu? Sejumlah bank di Swiss, Amerika Serikat, dan Inggris menjadi bankas penyimpanan uang tunainya. Sedangkan properti, dia memiliki istana yang sangat megah di Inggris, Los Angeles, Washington, dan New York.
Sejak berkuasa pada 1981, Mubarak mampu membuat negara di Afrika Utara itu stabil. Rahasianya, dia membangun hubungan baik dengan negara-negara Barat dan Israel. Namun di balik kestabilan, korupsi, kemiskinan dan kekerasan oleh negara tumbuh subur di Mesir.
Pria yang lahir 1928 di desa Kahel-el-Meselha ini terkenal menservis habis-habisan kolega-kolega Baratnya. Misalnya ketika bekas Perdana Menteri Inggris Tony Blair menghabiskan liburan di Timur Tengah, ia diservis di vila mewah Mubarak di Laut Merah. Blair bersama keluarganya menginap di vila bernama Sharm-el-Sheikh.
Mubarak menikah dengan Suzanne, yang berdarah campuran, Mesir-Inggris. Ayah Suzanne, Saleh Thabet, yang berprofesi sebagai dokter anak bertemu dengan Lily May Palmer, suster yang tumbuh dewasa di Wales. Mereka bertemu di London. Saleh kemudian menikah dengan Lily, dan lahirlah Suzanne.
Dalam sebuah wawancara dua tahun lalu, Suzanne mengatakan masih memiliki saudara sepupu di Inggris. "Aku sangat nyaman dengan dua budaya ini, dua bahasa, dua dunia yang berbeda," kata ibu negara berusia 69 tahun tersebut.
Tak heran, ketika negaranya bergolak, Inggrislah yang dituju. Gamal, anak yang disiapkan menjadi presiden Mesir selanjutnya, Suzanne, dan seorang anak perempuannya segera terbang ke London dengan jet pribadi begitu situasi di Kairo memanas.
Bersama Suzanne, 100 kopor lebih menyertai. Dia dikabarkan pergi dengan dikawal menteri pertahanan Mesir, namun kemudian diketahui sang menteri ternyata terbang ke AS "untuk sebuah tugas khusus".
Gamal yang lulusan American University di Kairo itu bekerja di Bank of America London. Dia tinggal di sebuah rumah mewah lima lantai di kawasan elit London, Knightsbridge.
Di rumah bergaya Georgian seharga 8,5 juta pounds atau sekitar Rp 122 miliar itu, Suzanne kini tinggal. Sementara sang suami, berusaha mempertahankan mati-matian tahtanya, di tengah goyangan jutaan rakyatnya hari ini.
haxims.blogspot