Komunitas Warga Indonesia Swiss (Kowarnis) atau Indonesian Swiss Community menilai rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kunjungannya ke Davos, Swiss, yang berjumlah 60 orang terlalu berlebihan dan jadi bahan tertawaan.
Slamet Triono, Kordinator Kowarnis, dalam press release yang dikirim ke email Tribunnews.com mengungkapkan, rombongan SBY yang menghadiri pertemuan tahunan World Economic Forum 2011 berjumlah 60 orang yang terdiri atas 20 wartawan, 20 delegasi kesenian, dan 20 delegasi pemerintah.
Berikut pernyataan sikap Komunitas Warga Indonesia Swiss:
1.Kedatangan Presiden SBY yang membawa sekitar 60 delegasi (20 wartawan, 20 delegasi kesenian, 20 delegasi pemerintahan) sangat berlebihan.
2.Kedatangan rombongan paling besar dari seluruh petinggi negara dunia ini, hanya menjadi bahan tertawaan dan ejekan masyarakat Swiss dan dari bangsa lain.
3.Di tengah penderitaan masyarakat dan kenaikan harga bahan pokok, pengangguran yang semakin bertambah, korupsi merajalela, membawa rombongan banyak tidak tepat dan efektif.
4.Ketika Presiden Swiss Doris Leuthard ke Indonesia setahun silam, rombongan pemerintah Swiss ini hanya membawa lima wartawan dan mereka pun membayar sendiri perjalanan dinasnya.
5.Lagi-lagi siapa yang membiayai delegasi besar Indonesia itu? Tentu saja rakyat yang taat membayar pajak, demi bisa menitipkan hidup di bumi Indonesia.
6.Misi kesenian di ajang Davos World Economic Forum (WEF) juga kurang pada tempatnya. WEF lebih menekankan kepada kerja sama ekonomi antara satu negara dengan negara lain.
Slamet Triono, Kordinator Kowarnis, dalam press release yang dikirim ke email Tribunnews.com mengungkapkan, rombongan SBY yang menghadiri pertemuan tahunan World Economic Forum 2011 berjumlah 60 orang yang terdiri atas 20 wartawan, 20 delegasi kesenian, dan 20 delegasi pemerintah.
Berikut pernyataan sikap Komunitas Warga Indonesia Swiss:
1.Kedatangan Presiden SBY yang membawa sekitar 60 delegasi (20 wartawan, 20 delegasi kesenian, 20 delegasi pemerintahan) sangat berlebihan.
2.Kedatangan rombongan paling besar dari seluruh petinggi negara dunia ini, hanya menjadi bahan tertawaan dan ejekan masyarakat Swiss dan dari bangsa lain.
3.Di tengah penderitaan masyarakat dan kenaikan harga bahan pokok, pengangguran yang semakin bertambah, korupsi merajalela, membawa rombongan banyak tidak tepat dan efektif.
4.Ketika Presiden Swiss Doris Leuthard ke Indonesia setahun silam, rombongan pemerintah Swiss ini hanya membawa lima wartawan dan mereka pun membayar sendiri perjalanan dinasnya.
5.Lagi-lagi siapa yang membiayai delegasi besar Indonesia itu? Tentu saja rakyat yang taat membayar pajak, demi bisa menitipkan hidup di bumi Indonesia.
6.Misi kesenian di ajang Davos World Economic Forum (WEF) juga kurang pada tempatnya. WEF lebih menekankan kepada kerja sama ekonomi antara satu negara dengan negara lain.
(tribunnews)