Busi Sebagai Sumber Api Pembakaran

Busi mempunyai arti penting pada mesin bensin seperti pada sepeda motor. Busi sebagai sumber api untuk terjadinya pembakaran. Pada dasarnya ada tiga komponen yang menyebabkan terjadinya pembakaran, yakni bahan bakar, oksigen atau udara, dan panas atau api.

Yang membedakan dengan mesin diesel adalah pada mesin diesel pembakaran terjadi karena kompresi sehingga terbakarnya bahan bakar akibat campuran udara dengan bahan bakar yang dikompresi mengakibatkan suhu meningkat dan terjadi ledakan. Sementara pada mesin bensin, yakni ketika langkah kompresi, busi bertindak sebagai sumber api dan membakar campuran udara bahan bakar tersebut sehingga menimbulkan ledakan.

Sering kali sepeda motor tiba-tiba ngambek karena businya bermasalah. Di samping itu, usahakan selalu menggunakan busi/sport plug yang asli karena di pasaran sangat banyak beredar merek-merek palsu. Dari jenisnya, busi yang beredar dipasaran dibedakan menjadi dua, yakni busi dingin dan busi panas.

Busi dingin adalah busi yang digunakan untuk kendaraan jarak jauh, sedangkan untuk kendaraan yang beroperasi di dalam kota dipilih busi panas. Merek busi yang beredar di pasaran banyak jumlahnya dan tidak mesti suatu merek tertentu unggul dari merek yang lain.

Satu merek busi pun tidak lantas bisa digunakan untuk semua sepeda motor. Busi memiliki seri-seri tersendiri, bisa saja suatu seri dari merek X lebih unggul, sedangkan untuk seri tertentu merek Y lebih bandel dan tangguh. Penggunaan busi harus disesuaikan dengan spesifikasi sepeda motor yang bersangkutan. Dari uji coba yang dilakukan, penggunaan busi yang tidak sesuai spesifikasi akan berdampak buruk.

Beberapa kemungkinan yang terjadi, antara lain pertama, piston cepat rusak karena kepala busi hangus; kedua, daya yang dihasilkan sepeda motor berkurang. Percikan api yang dihasilkan oleh busi sangat berpengaruh pada proses pembakaran yang terjadi di ruang bakar mesin bensin. Semakin sempurna pembakaran yang terjadi, semakin balk daya mesin yang dikeluarkan dan gas buangnya juga lebih ramah lingkungan.

Hasilnya, selain umur busi lebih lama, kemampuan mesin pun meningkat. Busi modern dibuat agar lebih tahan terhadap perubahan jarak (gap) elektrodenya. Ujung elektrode busi semakin lama akan semakin aus akibat
percikan api dan panas saat proses pembakaran di mesin. Semakin renggang jarak elektrodenya, lompatan api di busi akan semakin menurun dan akan menurunkan kualitas pembakaran.

Untuk memperbaiki kualitas pembakaran, ada sistem baru yang dikembangkan dan saat ini sudah diterapkan, yakni penggunaan dua buah busi pada ruang bakar, seperti pada sepeda motor Bajaj Pulsar DTSi. Penggunaan busi Anda tersebut akan menyempurnakan pembakaran karena sumber api lebih besar dan lebih banyak sehingga perjalanan untuk membakar campuran udara bahan bakar di ruang bakar lebih pendek dan terbakar lebih sempurna.

Untuk memilih busi yang sesuai, yang perlu diperhatikan adalah spesifikasi dan bentuk elektrodenya. Merek, pengalaman dari pengguna merek tersebut, dan harga juga bisa dijadikan pertimbangan. Bentuk dan elektrode busi ada dua macam, yaitu elektrode huruf V dan U. Keduanya jelas berbeda, yang terlihat pada arah dan jumlah inti percikan api.

Semakin banyak inti, akan semakin balk pembakaran yang dihasilkan. Elektrode V cocok untuk segala jenis mesin.
Menurut uji coba yang dilakukan, kendati secara umum produsen busi mempunyai kinerja maksimum sampai 20.000 km namun yang efisien hanya 10.000 km. Setelah jarak tersebut, maka kemampuannya akan menurun. Anda bisa mempertimbangkan apakah masih tetap menggunakan busi itu, tetapi kemampuannya telah menurun sehingga kinerjanya menurun atau mengganti busi baru sehingga kinerjanya bisa lebih optimal.
http://rachmadrevanz.com



Artikel Yang Disukai :



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...