Sama halnya dengan perangkat pengatur suhu (AC) yang sekarang sudah menjadi perlengkapan standar pada mobil penumpang, demikian pula halnya dengan power steering. Bisa jadi tuntutan konsumen sudah sedemikian rupa sehingga power steering sudah menjadi perlengkapan standar pada beberapa jenis mobil.
Lebih daripada itu, ada kecenderungan mobil penumpang yang kecil sekalipun dilengkapi dengan power steering, agar sistem kemudi dapat digerakkan dengan ringan. Bagian mobil yang satu ini sudah menjadi perlengkapan yang ditonjolkan sebagai nilai promosi yang lebih unggul dari produk mobil lainnya. Bukannya tanpa alasan.
Dalam berbagai percakapan, keluhan bahwa kemudi terasa berat saat ini santer terdengar, khususnya pada mobil yang tidak dilengkapi dengan power steering. Hal ini lebih banyak disebabkan oleh semakin banyaknya mobil yang mengganti ban yang lebih besar dan lebih lebar. Dengan lebih lebarnya permukaan ban pasti menyebabkan roda kemudi lebih berat.
Dengan demikian, mobil tanpa power steering sudah dirasakan ketinggalan “mode” sekalipun mobil tersebut termasuk kelas kecil yang notabene tanpa power steering pun seharusnya masih terasa lebih ringan. Agaknya perlengkapan-perlengkapan yang dulu hanya dipasang kalau ada permintaan khusus dari pemilik, sekarang telah menjadi perlengkapan standar, demikian pula terjadi pada sistem kemudi.
Cara Kerja Kemudi
Semua mobil pasti dilengkapi dengan kemudi. Cara kerjanya pun bermula dari roda kemudi. Roda kemudi yang diputar oleh pengemudi di tengahnya ada as utama yang menjulur ke ruang mesin. Lewat as utama yang ada di tengah-tengah roda kemudi tersebut, gerakan itu akan sampai ke kotak gigi kemudi (gear box), dan akan bereaksi memutar sistem stir. Baik pada sistem stir gear box maupun rack and pinion, keduanya membutuhkan as utama.
As ini bisa terpotong-potong menjadi beberapa bagian tergantung situasi ruangan yang ada pada ruangan mesin. Bagi mobil- mobil model Jeep memungkinkan as berbentuk sebuah batang panjang karena ruangan di mesin cukup longgar. Namun, bagi mobil dengan penggerak roda depan (FWD) kita jumpai bisa dipotong menjadi tiga bagian. Satu sama lain lalu disambung dengan semacam krosjoin (yoke). As dipotong-potong karena perlu ditekuk-tekuk disesuaikan dengan situasi ruangan mesin.
Dengan adanya roda kemudi, as utama dan kotak roda gigi penggerak, maka ban dan roda mobil bisa berputar sesuai kehendak pengemudinya. Tentang kemudi ini memang terus mengalami perubahan seiring dengan perubahan yang terjadi pada dunia permobilan. Dari waktu ke waktu ternyata tuntutan akan kemudahan dan kenyamanan dalam berkendaraan terus meningkat. Demikian halnya dengan sistem kemudi mobil.
Teknologi pengoperasiannya juga terus dikembangkan. Kemudi yang tadinya menggunakan kotak roda gigi, sekarang banyak yang mengganti dengan sistem rack and pinion yang lebih responsif dan ringan. Walaupun cara kerja kemudi rack and pinion ini sudah ringan, namun dirasakan belum cukup juga. Kemudi masih terasa berat khususnya kalau mobil hendak diparkir pada tempat yang sempit. Maka, pilihannya jatuh pada power steering. Dengan dipasangkannya power streering, maka kemudi menjadi semakin ringan.
Mungkin akhirnya Anda pun berpikir, apakah mobil buatan tahun-tahun terakhir dengan sistem kemudi tanpa power steering semakin berat ataukah manusianya yang semakin lemah, kurang bertenaga sehingga mengeluh payah hanya untuk menggerakkan stir mobil ataukah tuntutan akan kenyamanan yang semakin tinggi? Jawaban yang paling tepat adalah kedua-duanya.
Pemasangan Power Steering
Dari kedua sistem kemudi tersebut, yang menggunakan cara kotak roda gigi lebih mudah untuk dipasangkan power steering.
Power Steering Kotak Roda Gigi
Cara pemasangan model ini lebih mudah, dan yang penting bagi Anda adalah mencari bengkel yang mempunyai keahlian khusus memasang power steering.
http://rachmadrevanz.com