Kendaraan atau mobil mempunyai umur operasi, terutama pada komponen-komponennya. Kerusakan pada kendaraan umumnya tidak terjadi secara seketika. Sebelumnya, terlihat atau terasa gejala-gejala kerusakannya.
Maka, seorang pemilik atau pengemudi kendaraan perlu mengetahui gejala kerusakan dan cara penanganannya, agar dapat melakukan perbaikan sebelum kerusakan terjadi sehingga kendaraan selalu dalam kondisi baik.
Selain itu, jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan, pemilik dapat segera memberikan perbaikan sehingga dapat menghemat waktu dan biaya perbaikan, meskipun untuk kerusakan yang berat perlu diperbaiki oleh seorang ahli atau montir di bengkel.
Untuk dapat melakukan perbaikan, ada empat dasar prosedur perbaikan.
1. Pemeriksaan kendaraan
Seorang pengemudi perlu mengetahui kondisi normal kendaraannya, sehingga jika dirasakan ada ketidakberesan dalam operasi kendaraannya, pengemudi dapat mengetahui apakah terjadi kerusakan atau tidak pada kendaraannya.
2. Identifikasi kerusakan
Setelah diketahui ada bagian yang mengalami kerusakan atau tak bekerja dengan semestinya, perlu dilakukan pengidentifikasian kerusakan yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan alat-alat indera manusia untuk memperkirakan, melihat. dan merasakan kerusakan yang terjadi, seperti dengan penciuman (bau), pengatnatan (penampakan), pendengaran (suara), dan perabaan atau rasa (gerakan). Contoh penggunaan alat indera untuk mengidentifikasi kerusakan adalah:
b. lampu yang hidup-mati (penglihatan),
c. suara roda-gigi yang berisik (pendengaran),
d. suara mesin yang berisik (pendengaran),
e. suara berdecit saat menginjak kopling atau rem (pendengaran),
f. mobil bergetar saat mesin menyala (perabaan),
g. mobil berbelok saat direm (perabaan).
Maka, penggunaan alat indera sebagai pendeteksi kerusakan perlu dipelajari. Pengemudi juga perlu mengenali kondisi kondisi normal sehingga dapat mengidentifikasi kerusakaan apa yang terjadi dan di bagian mana.
3. Perbaikan kerusakan
Setelah diketahui bagian yang rusak, dapat segera dilakukan perbaikan pada bagian tersebut. Untuk dapat melakukan perbaikan diperlukan pengetahuan tentang mekanisme dan cara pemasangan komponen yang benar dan peralatan yang memadai. Dengan begitu, seorang pengemudi perlu mempelajari cara mereparasi bagian-bagian kendaraan dan menyediakan peralatan perbaikan yang cukup lengkap di dalam kendaraannya.
4. Pemeriksaan ulang
Jika telah dilakukan perbaikan, perlu diperiksa apakah bagian yang rusak sudah bekerja dengan balk kembali. Jika belum, perlu dilakukan penyetelan atau perbaikan ulang pada bagian yang diperbaiki.