Meskipun beratus-ratus studi mengenai stres telah dilakukan, definisi yang tepat susah sekali diperoleh. Mungkin definisi sederhana yang paling baik datang dari Hans Selye, seorang ilmuwan dari Kanada, dalam bukunya The Stress of Live, yang mendefinisikan stres sebagai: ‘Respon yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang diterimanya’.
Definisi yang sederhana ini menghubungkan komponen dari stres, yaitu antara tuntutan (bersifat eksternal) dan respon atau tanggapan (bersifat internal). Definisi yang umum ini membuat kita lebih mudah menganalisis begitu banyak tuntutan yang menyebabkan stres (stressor) setiap hari.
Bila dihadapkan pada suatu situasi atau persoalan masingmasing dari kita akan ‘menanggapi’ dengan cara-cara yang berbeda. Apa yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu stres yang berat mungkin dianggap sebagai tantangan bagi yang lain.
Faktor keturunan, latar belakang pendidikan, pergaulan dan lingkungan, mempengaruhi mereka dalam mengklasifikasikan sebagai tantangan, ancaman, atau rasa bosan, dan karena itu menentukan respon yang akan dilakukan. Menghadapi situasi yang sama, masing-masing orang mungkin memberikan tanggapan yang berbeda.
Implikasi dari contoh di atas amat penting. Bila kita memandang situasi memang terkait dengan stres, kita tidak akan berdaya untuk bertindak (kecuali menghindari yang sering kali tidak mungkin). Dari sisi lain, bila stres disebabkan terutama oleh reaksi kita terhadap situasi, kita mempunyai kekuatan atau kemampuan untuk belajar bagaimana bertindak dengan tepat.
Tetapi bila tidak dapat mencapainya, timbul kekecewaan dan kekosongan. Bentuk kekecewaan atau kekosongan dapat berupa masalah-masalah kekuasaan, seks, uang, prestise, percintaan, kekayaan material, dan aneka ragam keinginan. Lalu kita berusaha mengisi kekosongan di atas. Di situlah biasanya stres berawal. Bila kita tidak mendapatkan apa yang kita maui, kita akan kecewa dan stres.