Prempuan
yang memiliki keluarga menderita kanker payudara terkait dengan mutasi
genetik BRCA tidak perlu khawatir akan menderita kanker yang sama jika
hasil tes gen mereka negatif.
Memang
sekitar 5-10 persen kejadian kanker payudara dipengaruhi faktor
genetik, dan sebagian besar disebabkan oleh ketidaknormalan gen BRCA1
atau BRCA2. Wanita yang memiliki mutasi gen ini beresiko 5-20 kali lebih
besar untuk menderita kanker payudara atau kanker ovarium.
Biasanya wanita dengan mutasi gen
BRCA1 atau 2 ini dianjurkan untuk melakukan skrining kanker dan tindakan
pencegahan untuk mengurangi risiko kanker. Bahkan tak sedikit wanita
yang memutuskan untuk mengangkat payudara atau indung telur mereka agar
tidak terjadi kanker.
Dalam studi yang terbaru yang
dilakukan dengan menganalis data lebih dari 3.000 keluarga dengan mutasi
BRCA1 atau BRCA2 di tiga negara, Amerika Serikat, Kanada, dan
Australia, memberikan hasil yang menggembirakan.
Para peneliti menemukan bahwa tidak
ada bukti bahwa wanita yang tidak memiliki gen bermutasi risikonya
menderita kanker payudara juga tinggi.
Hasil riset ini sekaligus
menyanggah studi tahun 2007 yang menyebutkan risiko kanker tetap tinggi
meski seseorang tidak membawa mutasi gen di keluarganya.
Studi sebelumnya menemukan jika
ditemukan mutasi gen tersebut dalam keluarga, anggota keluarga lain
sebaiknya juga dilakukan skrining. Wanita yang memiliki hasil tes
negatif dianggap risikonya sama seperti populasi umum.
American Cancer Society juga
menyebutkan memiliki keluarga inti yang menderita kanker, seperti ibu,
kakak, atau anak, maka risiko seseorang untuk menderita kanker dua kali
lebih besar. Sementara jika anggota keluarga besar yang menderita
kanker, risiko kita untuk menderita kanker hanya sepertiganya.
Sumber :HealthDay News