Tinggal 30 Ekor Harimau Sumatera di Jambi
Jambi-
Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi
memperkirakan populasi Harimau Sumatra di kawasan Taman Nasional Berbak
(TNB) saat ini hanya menyisahkan sekitar 30 ekor saja.
Padahal, kawasan yang memiliki luas 162 ribu hektare itu hidup lebih dari 50 ekor binatang buas ini.
"Terdeteksi
kamera hanya berjumlah 13 ekor. Namun kami memperkirakan populasi
harimau Sumatra di kawasan TNB tinggal 30 ekor saja," kata Nurasman,
Kepala Seksi Wilayah Konservasi BKSDA Jambi, kepada wartawan, Sabtu, 4
Agustus 2012.
Menurut
Nurasman, beradasarkan catatan dari beberapa penelitian, populasi
Harimau Sumatra secara keseluruhan hanya menyisakan sekitar 400 - 500
ekor. Akibat maraknya perburuan liar sebagai penyebab utama semakin
berkurangnya jumlah Harimau Sumatra.
"Semakin
menurunnya kualitas habitat juga menjadi penyebab Harimau Sumatra
semakin terdesak. Sehingga berdampak pada terjadinya konflik antara
Harimau dengan manusia yang juga menyebabkan kematian baik harimau
maupun manusia," ujarnya.
Penelitian
yang dilakukan pihaknya selang waktu 2008 - 2011, di Provinsi Jambi
telah terjadi 28 kasus kematian Harimau Sumatra. Enam diantaranya
terjadi di Kabupaten Tanjungjabung Timur.
Lebih
lanjut ia mengatakan, kasus yang terkini terjadi pada kurun waktu dua
tahun terakhir, ditemukan tiga kasus kematian Harimau Sumatra akibat
tersengat arus listrik.
Kasus
tersebut diantaranya terjadi di Desa Airhitam Laut, Mei dan November
2011. Kemudian di Desa Seponjen, Kabupaten Muarojambi yang terjadi pada
2010.
Sebagai
langkah antisipasi jangan sampai terjadinya konflik harimau dengan
manusia yang menjurus pada kematian, BKSDA Jambi tengah melakukan upaya
sosialisasi kepada masyarakat khususnya yang menempati kawasan penyangga
TNB.
BKSDA
Jambi juga akan menguji coba penggunaan pagar listrik yang aman bagi
keselamatan manusia dan kelestarian satwa liar di kawasan tersebt.
Tidak
hanya pemasangan pagar listrik disekitar kebun warga, BKSDA Jambi juga
akan memasang kamera trap tambahan untuk memantau kondisi harimau
dikawasan TNB.
Kawasan
TNB membentang di dua kabupaten, yakni Kabupaten Tanjungjabung Timur dan
Tanjungjabung Barat. Kawasan ini merupakan kawasan konservasi hutan
rawa terluas di Asia Tenggara.
Sebagai
taman nasional, Berbak mempunyai ekosistem yang masih asli, serta
keunikan ekosistem lahan basahnya yang merupakan satu kesatuan ekosistem
hutan rawa gambut dengan luas dua pertiga bagian dan hutan rawa air
tawar yang sepertiga bagian, serta adanya kawasan pantai yang merupakan
kawasan persinggahan burung-burung migran ditiap tahunnya.
Namun
demikian, kawasan ini bukan tanpa ancaman, maraknya pembukaan lahan,
pembalakan liar merupakan masalah serius, mengingat lokasi TNB tepat
berada dipesisir timur Pulau Sumatra dan berbatasan langsung dengan Laut
China Selatan.